TOPMEDIA – Kondisi situasi sosial dan politik tanah air dengan maraknya demonstrasi masyarakat, paca kekerasan polisi pada driver Ojol Kamis lalu membuat tiga pertandingan Super League di hari Minggu dipastikan ditunda.
Persib Bandung vs Borneo FC, PSM Makassar vs Persebaya Surabaya, dan Persita Tangerang vs Semen Padang yang diputuskan ditunda. Hal itu yang ditampilkan oleh situs I-League, Sabtu (30/8/2025). Semua laga itu digelar, Minggu (31/8/2025).
Demonstrasi kenaikan tunjangan untuk DPR RI memanas di beberapa kota/kabupaten di Indonesia.
Salah satunya adalah Bandung. Mereka akan menjamu Borneo FC di Bandung, maka secara otomatis Kepolisian Jawa Barat dan Kepolisian Kota Bandung tidak mengijinkan laga tersebut digelar di wilayah mereka.
Pelarangan gelaran pekan ke-4 bagi tim papan itu melalui Surat bernomor B/3210/VIII/PAM.3.3./2025/Roops, yang diterbitkan untuk menunda Persib vs Borneo FC.
I-League merespon dengan mengirim surat balasan yang menunda laga Persib versus Borneo hingga waktu yang akan dikabarkan selanjutnya.
Pun demikian di Makassar. Di Ujung Pandang di Makassar, keadaan memanas dimana masyarakat membakar gedung DPRD, otomatis izin laga klasik PSM Makassar kontra Persebaya Surabaya tak mendapatkan izin keamanan dari pihak kepolisian.
Lain hal dengan Persita versus Semen Padang. Rencana laga itu dipindah ke Stadion Banten Internasional. Tapi, itupun tak bisa digelar laga sesuai jadwal yang ditentukan. Persita pun telah menerima surat dari I-League.
“Mengacu pada surat I-League nomor 1280/LI-COR/VIII/2025, ditetapkan bahwa pertandingan antara Persita Tangerang vs Semen Padang pada tanggal 31 Agustus 2025 secara resmi ditunda,” kata pernyataan resmi Persita.
Indonesia saat ini sedang tidak kondusif. Demonstrasi merebak di banyak tempat, tuntutan masyarakat terkait tunjangan Dewan Perwakilan Rakyat RI yang melonjak menjadi pemicunya, ditambah adanya korban jiwa, Affan Kurniawan, yang dilindas mobil Brimob Polri saat demonstrasi di kawasan Pejompongan.
Meninggalnya Affan memicu demonstrasi yang lebih besar. Menjalar ke banyak wilayah di Indonesia. (*)