Scroll untuk baca artikel
TOP Legal Open House
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Likuiditas Perbankan Melimpah, Destry Dorong Pengusaha Segera Ekspansi Usaha

×

Likuiditas Perbankan Melimpah, Destry Dorong Pengusaha Segera Ekspansi Usaha

Sebarkan artikel ini
Deputi Gubernur BI Destry Damayanti. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Bank Indonesia (BI) memastikan kondisi likuiditas perbankan nasional saat ini berada dalam posisi sangat kuat untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor usaha.

Namun, lemahnya permintaan dari dunia usaha membuat penyaluran kredit belum optimal.

HALAL BERKAH

Deputi Gubernur BI Destry Damayanti menegaskan, momentum ini seharusnya dimanfaatkan pengusaha untuk ekspansi, bukan sekadar menunggu.

Destry menjelaskan, kekuatan likuiditas perbankan tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mencapai 26%, jauh di atas ambang batas aman 8%.

Selain itu, rasio alat likuid per dana pihak ketiga (AL/DPK) juga berada di level 26%, jauh melampaui threshold 10%.

“Bank sudah siap memberikan kredit, tapi dari sisi demand masih lemah. Permintaan itu datang dari pengusaha, dan sampai sekarang masih wait and see,” kata Destry dalam acara Rapimnas Kadin Indonesia 2025, Selasa (2/12/2025).

Baca Juga:  Pondok Pesantren Didorong Jadi Pusat Pergerakan Ekonomi

Menurutnya, pemerintah telah memastikan stabilitas likuiditas dengan mengucurkan dana simpanan Rp 276 triliun ke perbankan sejak September 2025. Namun, tanpa dorongan dari sektor swasta, perputaran ekonomi tidak akan maksimal.

“Banyak pengusaha masih wait and see, sementara pemerintah sudah menggelontorkan dana Rp 200 triliun ditambah Rp 76 triliun. Tidak mungkin hanya pemerintah yang bergerak, kita butuh dorongan dari sektor swasta,” tegas Destry.

Destry mengingatkan, jika limpahan likuiditas tidak segera diserap oleh dunia usaha, dana tersebut berpotensi kembali ke BI atau dialihkan ke pembelian Surat Berharga Negara (SBN) oleh perbankan.

“Kalau bank tidak bisa menyalurkan kredit, akhirnya dana kembali ke BI atau ke SBN. Itu yang tidak kita harapkan. Kami berusaha mengurangi agar uang ini beredar di sektor riil,” ujarnya.

Baca Juga:  Bank Didorong Turunkan Suku Bunga Kredit, BI Siapkan Insentif Likuiditas

Meski begitu, ia mengakui biaya dana (cost of fund) perbankan masih tinggi akibat kebijakan special rate bagi deposan besar.

Namun, BI telah menurunkan suku bunga acuan sejak awal tahun untuk mendorong pelonggaran pembiayaan.

Cost of fund bank masih tinggi karena special rate bisa mencapai 35% dari total DPK. Ini membuat bank rigid dan sulit menurunkan bunga,” jelas Destry.

Dengan likuiditas perbankan yang melimpah, Bank Indonesia menilai saat ini adalah momentum tepat bagi pengusaha untuk melakukan ekspansi usaha.

Destry menekankan, dunia usaha harus segera bergerak agar dana perbankan tidak kembali ke BI atau terserap ke instrumen SBN.

“Kalau pengusaha memanfaatkan kesempatan ini, sektor riil akan bergerak, lapangan kerja tercipta, dan daya beli masyarakat meningkat,” pungkasnya. (*)

TEMANISHA.COM