TOPMEDIA-Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kembali mengangkat potensi Batik Surabaya ke panggung internasional.
Kali ini, Dekranasda berkolaborasi dengan desainer kenamaan Gita Orlin untuk mempersembahkan koleksi eksklusif bertema “Culture Highclere” di ajang Indonesia International Modest Fashion Festival (in2motionfest) 2025 yang digelar 8–12 Oktober di JIEXPO Convention Center & Theater, Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Gita Orlin menghadirkan 10 busana mewah dengan dominasi motif khas Surabaya, seperti Bunga Bungur, Mangrove, dan Abhiboyo.
Koleksi ini membuktikan bahwa batik tidak hanya tradisional, tetapi juga dapat dikemas modern, elegan, dan relevan untuk berbagai generasi.
Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Rini Indriyani, menyebut kolaborasi ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk mempromosikan batik ke tingkat nasional hingga internasional.
Ia bahkan menjadi model langsung, mengenakan busana kombinasi batik dengan bludru dan aksen payet yang terlihat glamor.
“Batik Surabaya bisa dikenakan semua kalangan dan bentuk tubuh. Di tangan Mbak Gita, batik terlihat semakin mewah dan modern,” ujarnya.
Menurut Rini, motif batik yang dipilih bukan sekadar estetika, melainkan sarat makna.
Misalnya, motif Bunga Bungur melambangkan keterbukaan dan toleransi masyarakat Surabaya, Abhiboyo menggambarkan keberanian serta kejujuran, sedangkan Mangrove mencerminkan ketangguhan dalam menghadapi dinamika kehidupan modern.
Ada pula motif perpaduan Kembang Setaman, simbol harmoni antara budaya dan alam di Kota Pahlawan.
Desainer Gita Orlin menghadirkan nuansa berbeda lewat gaya 1920’s Gatsby yang terinspirasi dari film Downton Abbey.
Batik Surabaya dipadukan dengan material premium seperti velvet, lace chantilly, sifon silk, organza, hingga cotton silk.
Siluetnya pun beragam, mulai dari mermaid, full klok, loose dress, blazer, hingga palazzo, dihiasi detail handmade embroidery, payet, dan Swarovski.
Dominasi warna marun dan burgundy memberi kesan elegan yang bisa digunakan untuk acara kasual, semi-formal, hingga formal. Gita menegaskan desain ini juga cocok untuk Generasi Z karena tetap stylish dan mengikuti tren modern.
“Kami ingin Batik Surabaya lebih dikenal luas, bahkan hingga ke luar negeri. Target kami selanjutnya adalah tampil di panggung internasional,” jelasnya.
Lebih dari sekadar fashion show, kolaborasi ini juga membawa dampak pada pemberdayaan UMKM lokal.
Batik yang digunakan berasal dari perajin Surabaya, seperti Batik Saraswati dan lainnya.
“Dengan kolaborasi ini, kami ingin mendukung perajin lokal agar Batik Surabaya semakin memiliki nilai tambah di pasar nasional maupun global,” pungkas Gita Orlin.
Hingga saat ini, Surabaya memiliki 12 motif batik yang telah dipatenkan, di antaranya Skena Surabaya, Pesona Mangrove Wonorejo, Tjap Toendjoengan, Gereget Rel Pasar Turi, Batik Abhiboyo, Batik Bungur, hingga Batik Sparkling Taste of Surabaya. Semua motif tersebut membawa ciri khas Kota Pahlawan dalam setiap helainya.