TOPMEDIA – Belakangan tren lari di masyarakat benar-benar mewabah secara positif. Fun run dahulu identik dengan hobi dan gaya hidup sehat, namun kini menjamur di masyarakat luas.
Kini menjamur pelari komunitas yang mulai berbicara soal performa, efisiensi langkah, hingga teknologi sepatu yang digunakan.
Fenomena ini ada dalam rangkaian Xtep 5K Fun Run Shoe Trial yang digelar di Bandung dan Jakarta pada akhir November lalu. Sebanyak lebih dari 295 pelari komunitas ambil bagian dalam uji coba sepatu lari karbon terbaru Xtep.
Event ini menjadikan kegiatan ini salah satu gelaran shoe trial berskala komunitas pertama yang digarap brand tersebut di Indonesia sepanjang 2025.
Para pelari diberi kesempatan mencoba langsung beberapa lini sepatu performa Xtep, mulai dari 160X 7.0 Pro, 160X 6.5 Pro, 260X, hingga 360X 2.0.
Mereka diajak menjalani simulasi lari 5 kilometer dengan berbagai skenario, termasuk stride cepat, tanjakan, dan turunan ringan.
“Pelari komunitas sekarang jauh lebih kritis. Mereka tidak lagi menilai sepatu hanya dari rasa empuk di awal. Fit, stabilitas, dan bagaimana sepatu bekerja setelah 1-2 kilometer itu jauh lebih menentukan,” kata pelatih lari berpengalaman, Ferry Junaedi, dalam keterangan persnya.
Yang menjadi sorotan utama di event ini adalah meningkatnya minat pelari komunitas terhadap sepatu dengan carbon plate.
Sebelumnya teknologi ini identik dengan atlet elite, kini manfaatnya mulai dirasakan langsung oleh pelari rekreasional.
“Pelari komunitas sekarang makin serius meningkatkan performa. Teknologi foam ringan dan carbon plate membantu transisi langkah jadi lebih efisien. Bahkan di fun run singkat, efeknya sudah terasa,” kata Coach Tedjo.
Nena Febrina seorang pelari road race menilai pemilihan sepatu menjadi krusial seiring meningkatnya mileage latihan, terutama bagi pelari wanita.
“Sepatu yang tidak sesuai bisa menurunkan performa atau memicu cedera. Yang saya rasakan, sepatu ini membantu menjaga ritme tetap stabil saat masuk tempo pace,” ujarnya.
Lain hal dengan sprinter Efrilla Maldini Sabila menyoroti perbedaan kebutuhan sepatu antara pelari cepat dan pelari jarak jauh.
“Sprinter butuh stabilitas kuat di forefoot, sementara pelari jarak jauh butuh foam yang responsif dan tidak cepat ‘mati’. Di 160X 7.0 Pro, karakter cepatnya sudah terasa sejak awal, dan dorongan carbon plate sangat membantu di kilometer akhir,” jelas Efrilla. (*)



















