Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
LIFESTYLE

Kondisi Kesehatan Rahim Meisya Ingatkan Perempuan Lebih Peduli Reproduksi

4
×

Kondisi Kesehatan Rahim Meisya Ingatkan Perempuan Lebih Peduli Reproduksi

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Kabar kurang mengenakkan datang dari Meisya Siregar (46) yang baru saja menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit untuk menjalani tindakan heteroskopi.Istri penyanyi Bebi Romeo ini membagikan cerita kepedihannya di akun medsosnya.
“Seumur hidup belum pernah opname kecuali lahiran. Puji dan syukur kepada Allah udah melancarka semua prosesnya,” tulisnya, Selasa (12/08).

Perempuan berparas cantik ini mengaku sempat alami perdarahan yang tidak berkesudahan  di luar siklus menstruasi. Meisya mengatakan bahwa dia diagnosis hiperpalsia endometrium dan polipoid endometrium. Dan dari hasil pemeriksaan, dokter juga menemukan mioma uteri di organ reproduksinya. 

TOP LEGAL PRO

Hormon Tidak Seimbang 

Menurut Meisya, penyebab dari kondisi medisnya adalah ketidakseimbangan hormon. Perempuan 46 tahun ini menduga semua itu terjadi karena faktor usia, Bunda.

“Setelah observasi mondar mandir RS tahun kmrn kejadian pertama dan kedua tahun ini, vonis nya sama: Hiperplasia Endometrium (Penebalan dinding rahim smpe 14) dan Polipoid Endometrium juga ada multiple kecil Mioma uteri,” ujar Meisya.

Baca Juga:  Peredaran Mobil Listrik di Surabaya Kian Masif, SPKLU Mulai Bermunculan di Banyak Titik

“Akibat dari: Hormon Progesteron rendah sementara Hormon Estrogen tinggi, yg terjadi: Imbalance Hormon. di duga krn memang usiaku 46thn udah mulai brantakan hormon nya, bisa jd mau masuk fase perimeno juga.”

Tindakan histeroskopi mesti dijalani Meisya untuk mengatasi hiperplasia endometrium dan polipoid endometrium. Sementara itu, miom yang ditemukan di organ reproduksi tidak diangkat karena ukurannya masih cukup kecil. Setelah histeroskopi, Meisya masih harus menjalani perawatan medis, yakni terapi hormon. Ia berharap semua perawatan yang dijalaninya bisa berjalan lancar.

Apa Hiperplasia Endometrium?

Kondisi medis hiperplasia endometrium yang dialami Meisya termasuk jarang terjadi. Seperti dilansir Cleveland Clinic, kondisi ini memengaruhi sekitar 133 dari 100.000 perempuan. Hiperplasia endometrium paling sering memengaruhi perempuan di masa premenopause atau baru saja masuk menopause.

Perlu diketahui, hiperplasia endometrium terjadi ketika lapisan rahim (endometrium) menjadi terlalu tebal. Pada beberapa perempuan, hiperplasia endometrium dapat menyebabkan kanker endometrium atau sejenis kanker rahim.

Baca Juga:  Nathalie Holscher Minta Maaf atas Video Parodi Kehamilan Erika Carlina, Klarifikasi Lewat Instagram

Berikut beberapa gejala hiperplasia endometrium:

  • Perdarahan menstruasi yang tidak normal atau pendarahan di antara siklus haid
  • Siklus menstruasi pendek (kurang dari 21 hari)
  • Perdarahan menstruasi yang berat
  • Pendarahan setelah menopause
  • Tidak mengalami menstruasi sama sekali (amenore)

Tindakan histeroskopi dapat dilakukan untuk mendiagnosis atau mengidentifikasi gejala hiperplasia endometrium. Pada histeroskopi, dokter akan menggunakan alat tipis dan bercahaya yang disebut histeroskop untuk memeriksa serviks dan melihat ke dalam rahim perempuan.

Dokter mungkin akan melakukan prosedur ini bersamaan dengan dilatasi dan kuretase (D&C) atau biopsi. Melalui histeroskopi, dokter dapat melihat kelainan di dalam rongga endometrium dan mengambil biopsi pada area yang mencurigakan.

Setelah didiagnosis hiperplasia endometrium, Bunda akan menjalani pengobatan, seperti terapi hormon. Pada kondisi yang sudah buruk, dokter mungkin akan menyarankan histerektomi untuk mengangkat rahim.

Waspadai Polipoid Endometrium

Polipoid endometrium atau polip rahim adalah polip yang tumbuh di lapisan dalam rahim (endometrium). Polip rahim terbentuk ketika terdapat pertumbuhan berlebih dari jaringan endometrium.

Baca Juga:  Fokus Asrama Khusus Perempuan¸ Pemkot Siapkan Tiga RIAS Baru di 2026

Polip dapat berbentuk bulat atau oval dan ukurannya berkisar dari beberapa milimeter (mm) hingga beberapa sentimeter (cm) atau lebih besar. Seorang perempuan dapat memiliki satu atau beberapa polip.

Ada beberapa faktor risiko yang membuat perempuan rentan mengalami polip rahim, yakni:

  • Faktor usia (40-50 tahun atau masa menjelang menopause)
  • Kelebihan berat badan
  • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi
  • Mengonsumsi tamoxifen, obat yang digunakan untuk mengobati kanker payudara
  • Menjalani terapi penggantian hormon yang melibatkan dosis estrogen tinggi

Berikut gejala polip rahim yang perlu ketahui:

  • Siklus haid tidak teratur
  • Aliran darah yang sangat deras selama menstruasi
  • Perdarahan atau bercak darah di antara periode menstruasi
  • Infertilitas atau tidak dapat hamil dan mempertahankan kehamilan hingga cukup bulan
  • Muncul bercak darah atau perdarahan setelah menopause
  • Muncul perdarahan setelah berhubungan seksual

Polip rahim juga dapat didiagnosis melalui histeroskopi. Histeroskopi juga terkadang dikombinasikan dengan operasi pengangkatan polip rahim.

 

*Ay 

TEMANISHA.COM