TOPMEDIA-
Momofuku Ando, sosok di balik terciptanya mi instan, pernah mengalami titik terendah dalam hidupnya. Di usia 48 tahun, bisnisnya bangkrut dan ia bahkan sempat menjalani hukuman penjara akibat persoalan pajak. Banyak orang mungkin akan menyerah di situasi seperti itu — tetapi tidak dengan Ando.
Ia justru menemukan semangat baru setelah melihat masyarakat Jepang yang mengantre panjang hanya untuk mendapatkan sepotong roti, pasca Perang Dunia II. Momen itu memicu tekadnya: menciptakan makanan yang murah, praktis, dan mengenyangkan bagi semua kalangan.
Ratusan Gagal, Satu Terobosan
Perjalanan menuju penemuan itu tidak mudah. Ratusan kali ia gagal dalam percobaan. Ada mi yang hancur saat direbus, ada pula yang cepat basi setelah dikeringkan. Namun, Ando tidak berhenti mencoba.
Sampai akhirnya, ia menemukan metode revolusioner bernama “flash-frying”, yaitu proses menggoreng cepat untuk mengawetkan mi. Cukup diseduh air panas, dan mi siap dikonsumsi. Pada tahun 1958, lahirlah produk pertamanya yang legendaris: Chikin Ramen.
Dari Makanan Mewah ke Kebutuhan Pokok
Awalnya, Chikin Ramen dianggap sebagai produk mahal dan hanya dinikmati oleh kalangan tertentu. Namun, seiring waktu, mi instan menjadi solusi makanan cepat saji yang menyelamatkan jutaan orang — dari pelajar, pekerja, hingga keluarga sederhana. Dari “makanan mewah”, ia bertransformasi menjadi bagian penting dari kebutuhan sehari-hari.
Ando bukan sekadar menciptakan produk, tetapi mengubah cara dunia memandang makanan cepat saji. Saat ini, industri mi instan bernilai lebih dari 60 miliar dolar AS per tahun, dengan konsumsi di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Gagal Bukan Akhir, Tapi Titik Awal
Kisah Momofuku Ando adalah pengingat bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Justru, bisa menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar.
Jika Ando bisa memulai ulang di usia 48 tahun dan menciptakan dampak global, apa yang menahanmu untuk memulai hari ini? Jangan menunggu segalanya sempurna. Mulailah dengan apa yang kamu miliki saat ini, karena bisa jadi, ide kecilmu adalah revolusi besar berikutnya.
