Scroll untuk baca artikel
TOP Legal Open House
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

Keripik Sayur Asem Karya Mahasiswa UC Surabaya, Camilan Sehat yang Tetap Nikmat

×

Keripik Sayur Asem Karya Mahasiswa UC Surabaya, Camilan Sehat yang Tetap Nikmat

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Siapa sangka sayur asem, kuliner rumahan yang akrab di meja makan masyarakat Indonesia, kini bisa hadir dalam bentuk yang benar–benar berbeda berupa camilan kripik.

Inovasi unik ini diciptakan mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Ciputra (UC) Surabaya, yang mengubah menu berkuah itu menjadi snack renyah tanpa minyak.

HALAL BERKAH

Melvina Tjian, mahasiswa yang terlibat dalam riset ini, menuturkan bahwa timnya ingin menghadirkan kudapan yang bercita rasa Nusantara. Gagasan tersebut diwujudkan dalam kegemaran masyarakat Indonesia terhadap camilan, terutama kripik.

“Kami ingin membuat kripik berbahan dasar sayur dan mengangkat kuliner budaya Indonesia. Jadi kami angkat Sayur Asem. Rasa gurih, segar, dan asam dari Sayur Asem itu lengkap. Kami juga menambahkan oat choco supaya lebih mengenyangkan,” ujarnya.

Baca Juga:  Dorong Modernisasi Merek Kesehatan, Universitas Ciputra dan Industri Farmasi Sukses Gelar Real Business Solution 2.0

Berbeda dari kebanyakan kripik, produk ini dibuat tanpa digoreng sama sekali. Sayuran seperti labu siam, kubis, dan jagung direbus, dicampur dengan oat choco, lalu dihaluskan.

Setelah diberi asem Jawa dan gula merah, adonan dimasak hingga mengental, kemudian dicetak tipis dan dikeringkan.

Produk keripik Sayur Asem karya mahasiswa Teknologi Pangan UC Surabaya. (Foto: Istimewa)

Proses inilah yang membuat kripik tetap renyah tanpa minyak. “Sudah diuji di laboratorium. Kandungannya rendah kalori, jadi ramah bagi mereka yang sedang diet,” kata Melvina.

Inovasi tersebut tidak hanya berhenti di dapur kampus. Produk kripik sayur asem ini sudah dipasarkan melalui media sosial dan memiliki legalitas usaha. Bagkan, kini tengah dalam proses pengajuan paten.

Ketua Program Studi Teknologi Pangan UC Surabaya, Mitha Ayu Pratama Handojo, menuturkan bahwa ide itu pernah dibawa ke ajang inovasi internasional dan membawa UC masuk 10 besar.

Baca Juga:  Mahasiswa Universitas Ciputra Unjuk Inovasi di SIAL Innovation 2025, Dua Tim Torehkan Prestasi

“Kami ingin memperkenalkan makanan khas Indonesia dengan cara berbeda. Semua sayuran dihaluskan dan dimanfaatkan sepenuhnya sehingga seratnya tetap utuh,” ujarnya.

Ia mengakui tantangan terbesar muncul pada tahap pengeringan. Tanpa proses penggorengan, untuk mencapai tekstur renyah bukan perkara mudah.

“Kalau digoreng, tentu cepat. Tapi kami memilih pengeringan agar lebih sehat. Butuh waktu seharian untuk mendapatkan tekstur yang tidak keras namun tetap renyah. Kami akhirnya memakai metode open drying,” kata Mitha.

Dengan pendekatan yang kreatif sekaligus ramah kesehatan, inovasi ini menambah warna baru dalam dunia camilan Indonesia. Sekaligus membuktikan bahwa tradisi dan teknologi bisa bersanding di satu keping kripik. (*)

TEMANISHA.COM