TOPMEDIA – Pernahkah kamu merasakan frustrasi tingkat dewa saat mau upload video TikTok, live streaming game, atau sekadar attach file tugas yang ukurannya gede banget? Kita semua pasti pernah mengalaminya. Rasanya, kecepatan download internet sudah kencang kilat, tapi giliran mau mengirim data (proses upload), tiba-tiba kecepatannya seperti siput. Kenapa hal ini bisa terjadi? Kenapa kecepatan upload di jaringan internet kita seringkali tertinggal jauh di belakang kecepatan download?
Tenang, kamu tidak sendirian. Fenomena ini bukan karena jaringan sedang “ngambek” atau kamu kurang beruntung. Ada alasan teknis yang mendasari kenapa kecepatan upload selalu lebih lambat. Ini dia tiga alasan utama kenapa kecepatan upload kamu selalu lemot dan bagaimana cara kerjanya.
1. Desain Jaringan Asimetris (Asymmetric Network Design)
Ini adalah alasan paling fundamental. Mayoritas penyedia layanan internet (ISP) di seluruh dunia, terutama yang menawarkan koneksi rumah tangga seperti Fiber to the Home (FTTH) atau DSL, menggunakan desain jaringan yang disebut Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) atau desain yang sengaja dibuat asimetris.
Dalam desain asimetris, ISP secara sengaja mengalokasikan kapasitas bandwidth yang jauh lebih besar untuk downstream daripada upstream , Kenapa? Karena mayoritas aktivitas pengguna internet sehari-hari—seperti browsing web, streaming film di Netflix, atau mengunduh file—adalah kegiatan download. Hanya sedikit persentase waktu yang digunakan untuk upload data. Dengan memprioritaskan download, ISP dapat memberikan pengalaman browsing dan streaming yang mulus kepada sebagian besar penggunanya, sambil menghemat sumber daya jaringan secara keseluruhan. Misalnya, kamu mungkin berlangganan paket 50 Mbps download, tetapi hanya mendapatkan 5 Mbps upload.
2. Keterbatasan Teknologi dan Infrastruktur Kabel
Alasan kedua terkait erat dengan jenis infrastruktur fisik yang digunakan. Meskipun teknologi seperti fiber optic (serat optik) sudah jauh lebih baik, masih banyak area yang menggunakan kombinasi kabel tembaga lama, terutama pada sambungan terakhir ke rumah (disebut last mile).
Kabel tembaga memiliki keterbatasan fisik dalam membawa sinyal frekuensi tinggi untuk upload dibandingkan dengan download. Selain itu, di jaringan nirkabel seperti 4G atau 5G , perangkat keras seluler (ponsel) kamu memiliki keterbatasan daya untuk mengirimkan sinyal sekuat menara pemancar menerima sinyal. Jadi, meskipun menara pemancar bisa mengirim data (download) dengan kekuatan penuh, HP kamu harus membatasi daya upload untuk menghemat baterai dan mematuhi regulasi radiasi. Keterbatasan infrastruktur ini menjadi penghalang alami bagi peningkatan kecepatan upload.
3. Jarak Antara Perangkat dan Server (Latency)
Meskipun ini lebih berkaitan dengan latency daripada kecepatan murni, jarak fisik antara perangkat kamu dan server tujuan sangat memengaruhi seberapa cepat data kamu sampai di sana. Proses upload data kamu harus melewati banyak node dan router di sepanjang jalan.
Saat kamu upload ke server yang lokasinya jauh data tersebut harus melakukan perjalanan yang panjang. Setiap router yang dilewati data tersebut dapat menambah sedikit keterlambatan atau latency. Sementara itu, proses download seringkali dibantu oleh Content Delivery Network (CDN) yang menyimpan salinan data (cache) di server lokal yang lebih dekat dengan kamu, membuat prosesnya terasa lebih instan. Untuk upload, data harus dikirim ke sumber aslinya, yang seringkali jauh, sehingga prosesnya terasa lambat dan kurang responsif.
Jadi, lain kali saat kamu upload file besar dan kecepatan terasa sangat lambat, ingatlah bahwa itu adalah hasil dari desain jaringan yang sengaja dibuat asimetris untuk memprioritaskan download. Meskipun demikian, seiring dengan semakin populernya content creation dan live streaming, ISP perlahan mulai menawarkan paket broadband yang lebih simetris.
(Respatih)
