Scroll untuk baca artikel
TOP Legal Open House
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Jatim Siap Jadi Garda Depan Swasembada Gula Nasional, Ini Alasannya!

×

Jatim Siap Jadi Garda Depan Swasembada Gula Nasional, Ini Alasannya!

Sebarkan artikel ini
Gula produksi PTPN X Jatim. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Dengan capaian produksi yang konsisten melampaui angka satu juta ton per tahun, Jawa Timur menyatakan kesiapannya menjadi garda terdepan dalam mewujudkan ambisi pemerintah pusat untuk swasembada gula konsumsi pada tahun 2026.

Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Kamis (18/12). Menurut Khofifah, target yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto itu bukan sekadar angka, melainkan misi besar yang memerlukan sinergi lintas sektor.

HALAL BERKAH

“Provinsi Jatim siap menjadi garda terdepan. Arahan Pak Presiden terkait swasembada gula ini sangat serius. Saya berharap forum ini mampu melahirkan rekomendasi kebijakan yang menciptakan ekosistem pergulaan berkeadilan,” kata Khofifah.

Optimisme Jawa Timur didukung oleh deretan data produksi yang impresif. Merujuk pada publikasi Outlook Tebu/Gula Ditjen Perkebunan 2025, rata-rata produksi gula di Jatim sepanjang periode 2021-2025 mencapai 1,185 juta ton per tahun.

Baca Juga:  Anggota DPRD Kota Surabaya Dorong Perbaikan Rumah Tinggal Layak Huni

Bahkan pada tahun 2024, produksi Gula Kristal Putih (GKP) di Jatim menyentuh angka 1,278 juta ton—sebuah rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir. Dengan tingkat konsumsi rumah tangga warga Jatim yang “hanya” sekitar 263.000 ton per tahun, provinsi ini memiliki surplus lebih dari satu juta ton untuk menopang kebutuhan pangan nasional.

“Artinya, Jawa Timur bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi juga menjadi penopang utama pasokan gula di Indonesia,” lanjutnya.

Untuk mempertahankan dominasi tersebut, Pemprov Jatim telah memetakan langkah-langkah strategis di sektor hulu.

Fokus utama saat ini adalah melakukan bongkar ratoon dengan target peremajaan tanaman tebu seluas 69.207 hektare. Kemudian juga melakukan perluasan area tanam lahan tebu baru seluas 2.658 hektare yang tersebar di 23 kabupaten sentra penghasil tebu.

Baca Juga:  Susun Formula Liga 3 dan 4 dari Jawa Timur, Erick Thohir Gaet Kepala Daerah Bangun Sepak Bola Akar Rumput

Namun, Khofifah menekankan bahwa potensi tebu tidak berhenti di meja makan. Komoditas ini memiliki nilai strategis sebagai sumber energi terbarukan melalui produksi bioetanol.

Dengan asumsi potensi tebu mencapai 15 juta ton dalam satu musim giling, industri sampingan gula di Jatim diperkirakan mampu menghasilkan sekitar 187.500 ton bioetanol. Skema kalkulasinya, setiap 4 kilogram tetes tebu dapat dikonversi menjadi 1 liter bioetanol.

“Ini membuka peluang besar bagi industri energi untuk berkolaborasi dengan ekosistem pergulaan. Kita tidak hanya bicara kedaulatan pangan, tapi juga transisi menuju bahan bakar yang lebih ramah lingkungan,” tegas Khofifah. (*)

TEMANISHA.COM