TOPMEDIA – Presiden Prabowo ( Subianto melakukan reshuffle beberapa menterinya, salah satunya yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani yang diganti dengan Purbaya Yudhi Sadewa.
Purbaya Yudhi Sadewa bukan orang baru dalam ekonomi dan pemerintahan. Dirinya pernah menjadi Staf Khusus Bidang Ekonomi di beberapa kementerian. Dirinya juga menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), sebelum akhirnya ditunjuk sebagai Menteri Keuangan. Purbaya memang kerap diajak diskusi dengan Presiden Prabowo Subianto terkait sektor perekonomian.
“Ini kaget juga tadi saya baru dikasih tahu setengah 1 (siang), saya pikir saya ditipu saya cek yang telepon nomornya telepon beneran apa nggak, ternyata beneran,” kata Purbaya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Purbaya meminta publik tak khawatir dengan kemampuannya di perekonomian. Dirinya mengatakan bahwa cukup berpengalaman di bidang ekonomi.
“Saya sudah 25 tahun jadi ekonomi, 10 tahun lebih di SBY, 5 tahun jadi komite ekonomi nasional, beberapa tahun di KSP membantu Pak Jokowi juga dalam mengatasi krisis 2020 Covid, jadi saya di samping Pak Jokowi persis waktu itu. Jadi kalau Anda tanya pengalaman saya, saya cukup tahu, saya amat tahu, dan jangan khawatir,” ujarnya.
Latar Belakang Pendidikan
Meskipun sudah lama menjadi ekonom, Purbaya Yudhi Sadewa merupakan lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB). Meski awalnya berangkat dari dunia sains dan teknologi, ia kemudian beralih ke bidang ekonomi saat melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Ia meraih gelar Master of Science (MSc) dan Doktor dalam Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
Perpaduan latar belakang saintek dan ekonomi inilah yang membuat Purbaya dikenal memiliki pendekatan multidisiplin dalam melihat persoalan ekonomi, energi, dan keuangan negara.
Rekam Jejak Karir
Sebelum masuk pemerintahan, Purbaya mengawali karier di sektor swasta. Ia bekerja sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989-1994), sebuah perusahaan minyak dan gas multinasional.
Setelah itu, ia menekuni dunia riset ekonomi dan pasar modal. Beberapa jabatan penting yang pernah ia emban antara lain:
– Senior Economist Danareksa Research Institute (Oktober 2000 – Juli 2005)
– Direktur Utama PT Danareksa Securities (April 2006 – Oktober 2008)
– Chief Economist Danareksa Research Institute (Juli 2005 – Maret 2013)
– Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) (Maret 2013 – April 2015)
Rekam Jejak di Pemerintahan
Purbaya kemudian masuk ke ranah birokrasi dengan berbagai posisi strategis, di antaranya:
– Staf Khusus Bidang Ekonomi Menko Perekonomian (2010 – 2014)
– Anggota Komite Ekonomi Nasional (2010 – 2014)
– Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis, Kantor Staf Presiden (April – September 2015)
– Staf Khusus Bidang Ekonomi Menko Polhukam (2015 – 2016)
– Staf Khusus Bidang Ekonomi Menko Kemaritiman (2016 – 2018)
– Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kemenko Marves (2018 – 2020)
– Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan/LPS (2020-2025)
Selain jabatan-jabatan tersebut, ia juga aktif di berbagai forum dan lembaga, seperti:
– Wakil Ketua Satgas Penanganan dan Penyelesaian Kasus (Pokja IV) di bawah Kemenko Perekonomian (2016 – sekarang)
– Anggota Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sejak 2016
– Anggota Indonesia Economic Forum sejak 2015
Sebagai pengganti Sri Mulyani, Purbaya kini dihadapkan pada tugas besar untuk menjaga stabilitas fiskal di tengah dinamika ekonomi global. Tantangan utamanya meliputi pengendalian inflasi, defisit anggaran, optimalisasi penerimaan negara, serta memastikan belanja pemerintah tetap produktif dan tepat sasaran.
Dengan latar belakangnya, Purbaya diharapkan mampu melanjutkan agenda reformasi keuangan sekaligus menghadirkan terobosan baru dalam kebijakan fiskal pemerintahan Prabowo.
Purbaya lalu mengungkap arahan Prabowo terkait ekonomi. Menurutnya, Prabowo berpesan agar terus menjaga pertumbuhan ekonomi demi menyejahterakan rakyat.
“Pokoknya ciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik sejahterakan rakyat semaksimal mungkin kita nggak b oleh gagal menyejahterakan rakyat kita,” ujarnya. (*)