TOPMEDIA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami lonjakan signifikan sejak Purbaya Yudhi Sadewa dilantik sebagai Menteri Keuangan, mencetak rekor tertinggi sebanyak enam kali dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Fenomena ini tidak hanya mencerminkan optimisme pasar terhadap kebijakan fiskal pemerintah, tetapi juga memperkuat kepercayaan investor terhadap arah ekonomi nasional yang lebih stabil dan pro-pertumbuhan.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyebut bahwa sepanjang Januari hingga September 2025, IHSG hanya mencatat satu kali all time high (ATH).
Namun, sejak Oktober hingga 23 Oktober 2025, indeks berhasil mencetak ATH sebanyak enam kali, dengan puncaknya di level 8.274.
“Ini menarik. Ketika Pak Purbaya diangkat, kita enam kali ATH. Sementara dari Januari sampai September hanya satu kali ATH,” ujar Iman dalam acara Economic Outlook di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Kenaikan IHSG terjadi di tengah tantangan global, termasuk arus keluar modal asing sebesar Rp 41,8 triliun secara year to date (YtD).
Namun, pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan dengan penguatan IHSG sebesar 16,7% YtD hingga awal November 2025.
Bahkan, tren net sell mulai berbalik dengan net buy investor asing sebesar Rp 12,9 triliun pada bulan terakhir.
Iman menilai bahwa kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan menjadi faktor utama di balik respons positif pasar.
“Ada fenomena bahwa pasar menyukai kebijakan yang mendorong pertumbuhan. Persepsi terhadap pemerintah saat ini sangat positif,” ujarnya.
Selain itu, jumlah investor pasar modal terus meningkat. Hingga akhir Oktober 2025, total investor mencapai 19 juta, dengan rata-rata investor aktif harian sebanyak 232 ribu, angka tertinggi sejak pandemi COVID-19.
“Kita tumbuh rata-rata di atas 2 juta investor per tahun sejak Covid. Tidak hanya bicara kuantitas, tapi kualitas juga meningkat,” jelas Iman.
Lonjakan IHSG sejak Purbaya Yudhi Sadewa menjabat sebagai Menteri Keuangan menjadi indikator penting bahwa kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan mampu membangun kepercayaan pasar secara struktural.
Di tengah tekanan eksternal, pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan dan daya tarik yang tinggi, baik bagi investor lokal maupun global.
Dengan dukungan kebijakan yang konsisten dan partisipasi investor yang terus meningkat, Bursa Efek Indonesia optimistis IHSG dapat menembus level 9.000 pada akhir tahun.
“Sudah mulai ada perbaikan dari sebelumnya yang net sell sampai Rp 50 triliun. Ini sinyal bahwa investor asing kembali percaya,” tutup Iman. (*)



















