TOPMEDIA – Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa diplomasi ekonomi dan kerja sama internasional menjadi kunci menjaga stabilitas makroekonomi nasional di tengah tekanan global yang semakin kompleks sepanjang 2025.
Strategi ini dinilai krusial dalam memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia menghadapi fragmentasi dan ketidakpastian ekonomi dunia.
Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menyampaikan bahwa ketahanan ekonomi nasional tetap terjaga berkat kemampuan membaca arah risiko global dan menjaga stabilitas domestik secara konsisten.
Filianingsih menggambarkan kondisi ekonomi global sebagai gelombang tekanan eksternal yang terus menghantam.
“Kapal besar itu adalah kita, Indonesia. Dan ombak besar yang bertubi-tubi itu adalah gelombang tekanan eksternal. Namun, ketahanan kapal Indonesia tetap terjaga,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (9/12/2025).
Pertumbuhan ekonomi global 2025 diperkirakan hanya mencapai 3,1% (yoy), lebih rendah dari 3,3% pada 2024.
Inflasi relatif stabil di AS dan Eropa, namun masih bergejolak di Inggris, Jepang, dan China.
Sektor manufaktur melemah akibat disrupsi perdagangan, sementara sektor jasa masih bertahan di beberapa kawasan.
Bank Indonesia menilai kerja sama internasional sebagai instrumen strategis untuk menjaga stabilitas makro dan sistem keuangan. BI terus memperkuat diplomasi ekonomi, berpartisipasi aktif dalam forum global, dan mengembangkan kebijakan adaptif untuk mendukung ketahanan nasional.
Melalui peluncuran Laporan Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional (PEKKI) 2025, BI menyajikan analisis komprehensif mengenai dampak ketidakpastian global terhadap pertumbuhan, inflasi, dan sektor keuangan, serta respons kebijakan yang ditempuh.
“Kondisi tersebut mencerminkan upaya Bank Indonesia untuk terus membaca arah angin, mencermati dinamika global sebagaimana awak kapal memantau rasi bintang dan memastikan bahan bakar selalu cukup,” kata Filianingsih.
Menghadapi prospek ekonomi global 2026–2027 yang masih tertekan, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tetap konsisten di kisaran 4,7–5,5% pada 2025, dengan potensi peningkatan di tahun-tahun berikutnya.
Resiliensi ini ditopang oleh konsumsi domestik yang solid, investasi yang membaik, ekspor yang positif, serta stabilitas nilai tukar dan cadangan devisa.
“Kemampuan Indonesia menjembatani perbedaan dan membangun kepercayaan internasional adalah aset strategis dalam memperkuat diplomasi ekonomi dan mendukung kepentingan nasional,” pungkas Filianingsih. (*)



















