TOPMEDIA-Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan permukiman, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Republik Indonesia, Maruarar Sirait, bersama Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menghadiri peluncuran Program Gotong Royong Renovasi Rumah Merah Putih di Jagir Sidomukti, Surabaya, pada Kamis (16 Oktober 2025).
Program ini digagas oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan menjadi bagian dari gerakan nasional untuk memperbaiki kualitas hunian warga.
Inisiatif ini sejalan dengan program pemerintah untuk merenovasi tiga juta rumah tidak layak huni di seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Menteri Maruarar mengapresiasi langkah nyata Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah membangun 5.000 rumah tanpa bergantung pada dana APBN maupun APBD. Menurutnya, gotong royong seperti ini adalah wujud solidaritas sosial yang sesungguhnya.
“Saya telah menyaksikan program ini berjalan di berbagai daerah, mulai dari Jakarta, Bandung, Banten, hingga Surabaya. Setelah ini, saya akan meninjau pelaksanaan di Jawa Tengah dan Sumatera,” ujar Maruarar.
Ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan data nasional, terdapat 9,9 juta warga Indonesia yang belum memiliki rumah layak, termasuk sekitar 78.000 keluarga di Surabaya.
Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk mempercepat penyediaan hunian, khususnya melalui pengembangan rumah vertikal.
Pemerintah menyoroti lima aspek utama dalam pembangunan hunian: pengadaan lahan, kepastian hukum, pembiayaan, kelayakan hunian, dan aspek teknis.
Menteri Maruarar menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi untuk memudahkan akses masyarakat terhadap tempat tinggal yang layak.
“Jika kita bisa berkoordinasi dengan baik, sebenarnya semuanya sudah tersedia lahan ada, masyarakat yang membutuhkan juga ada. Jangan biarkan regulasi justru menjadi hambatan,” tegasnya.
Sementara itu, Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan dari berbagai pihak dalam penanganan rumah tidak layak huni (RTLH) di Kota Surabaya.
Ia menekankan bahwa pembangunan kota tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan semangat gotong royong yang kuat.
“Surabaya dibangun atas dasar gotong royong, dan hari ini nilai itu dibuktikan dalam bentuk nyata melalui renovasi rumah warga oleh Yayasan Buddha Tzu Chi,” ungkap Eri.
Ia menambahkan bahwa anggaran daerah tidak akan mampu menjangkau semua kebutuhan perbaikan RTLH tanpa adanya bantuan dari lembaga sosial dan pemerintah pusat.
Menariknya, Eri juga mengapresiasi nilai toleransi yang tercermin dalam program ini, di mana yayasan non-muslim membangun rumah untuk warga muslim, mencerminkan harmoni kehidupan beragama di Surabaya.
“Saya mengajak seluruh warga untuk terus menjaga kerukunan dan semangat kebersamaan. Surabaya hanya bisa dibangun oleh orang-orang baik yang peduli satu sama lain,” tutup Wali Kota Eri.