TOP MEDIA – Karier Gervonta “Tank” Davis kini tengah jadi perbincangan. Petinju tak terkalahkan itu tampaknya lebih memilih jalur pensiun yang aman dan menguntungkan secara finansial, ketimbang menantang petinju tangguh seperti Shakur Stevenson.
Menurut mantan juara dunia Tim Bradley, keputusan Tank untuk menghindari duel besar melawan Shakur bukan soal ketakutan, melainkan soal kehilangan gairah terhadap dunia tinju.
Bradley menyebut Davis sudah lelah secara mental setelah 12 tahun berkarier.
Ia lebih tertarik mengejar pertarungan besar melawan nama-nama seperti Manny Pacquiao atau Jake Paul demi menghasilkan uang sebanyak mungkin sebelum gantung sarung tinju. “Tank sudah selesai, dia hanya menunggu waktu pensiun.
Yang ia pikirkan sekarang bukan lagi sabuk juara, tapi tiket besar terakhir sebelum benar-benar berhenti,” ujar Bradley kepada Fight Hub TV.
Dalam dua tahun terakhir, performa Davis mulai dipertanyakan. Meski masih memegang rekor impresif (30-0-1, 28 KO), ia hanya tampil dua kali—mengalahkan Frank Martin dan berbagi hasil imbang kontroversial melawan Lamont Roach.
Banyak pihak menilai Davis tampil tanpa semangat dalam laga terakhirnya, seakan tubuhnya hadir di ring, tapi pikirannya entah ke mana.
Ketimbang menghadapi duel penuh risiko dengan Shakur, Davis dinilai lebih memilih nama-nama yang membawa keuntungan besar dan beban lebih ringan secara teknis.
Melawan Pacquiao, misalnya, dianggap sebagai pertarungan prestisius melawan legenda. Bahkan jika kalah pun, Davis masih bisa membawa pulang uang besar dan kehormatan karena kalah dari ikon dunia.
“Kalau Davis naik ring tanpa kesiapan penuh, bahkan Pacquiao pun bisa mengalahkannya. Tapi Davis tak peduli. Dia hanya ingin mengamankan masa depannya di luar ring,” tambah Bradley.
“Pertarungan dengan Shakur hanya akan memicu kontroversi dan potensi kekalahan yang mengganggu warisan kariernya.”
Dengan kecenderungan Davis mencari lawan-lawan besar non-tradisional, seperti Jake Paul, dan menghindari nama-nama teknikal seperti Shakur, muncul sinyal kuat bahwa masa kejayaannya sebagai petarung elite bisa jadi sudah berada di ujung jalan.
Baginya, sekarang soal mengemas cerita akhir karier seindah dan sekomersial mungkin. Bukan lagi mengejar kejayaan di atas kanvas ring. (*)
