Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
LIFESTYLE

Gen Z India Gemar Hadiri Pesta Palsu, Industri Wedding India Panen Besar

10
×

Gen Z India Gemar Hadiri Pesta Palsu, Industri Wedding India Panen Besar

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi pesta muda-mudi di India. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Di India, ada tren Gen Z yang menjadi gunjingan publik di sana. Acara tersebut menampilkan seluruh kemeriahan pernikahan tradisional India, mulai dari musik Bollywood, tabuhan dhol, tarian, dekorasi mewah, hingga busana etnik.

Uniknya, di lokasi kemewahan itu tak terlihat pasangan pengantin dan keluarga yang berbahagia.

TOP LEGAL PRO

Rangkaian itu diselenggarakan murni sebagai hiburan, tanpa beban adat maupun tuntutan lain dari keluarga.

Melansir Everything Experiental, fenomena ini dikuak oleh bankir investasi, Sarthak Ahuja, yang membagikan fenomena itu melalui LinkedIn.

Ia mengungkapkan bahwa para penyelenggara acara kini memanfaatkan konsep pernikahan palsu tersebut sebagai pesta berbayar yang menguntungkan.

Sebagai contoh, acara di Bengaluru yang berhasil menarik lebih dari 2.000 peserta. Di Delhi, pesta dengan anggaran sekitar ₹ 10 lakh atau setara Rp 190 juta juga sukses meraup keuntungan.

Baca Juga:  Manjakan Diri, Dewi Gita Facelift di Korea Selatan

Harga tiket untuk mengikuti acara ini berkisar antara ₹ 2.000 (Rp 380 ribu) hingga ₹ 15.000 (Rp 2,85 juta) per orang, atau ₹ 10.000 (Rp 1,9 juta) untuk pasangan.

Peserta akan dibagi menjadi dua kubu, pengantin pria dan pengantin wanita. Disana mereka diajak mengikuti permainan interaktif seperti Guess the Relative, menikmati hidangan prasmanan, dan menari diiringi lagu-lagu Bollywood.

Beberapa EO ini juga menyiapkan acara yang bebas dari alkohol. Ini ditujukan agar rangkaian acara dapat menjadi tempat yang ramah dan aman untuk semua kalangan.

Ini menjadi viral karena gaya hidup profesional di kota besar seperti Mumbai, Delhi, dan Bengaluru menjadi penopang acara ini.

Baca Juga:  Kondisi Kesehatan Rahim Meisya Ingatkan Perempuan Lebih Peduli Reproduksi

Kebanyakan mereka terpisah dari kerabat dan keluarga, maka ini sebagai cara menikmati kemeriahan layaknya di pesta pernikahan. Tanpa ada tekanan emosional, pertanyaan pribadi, atau kewajiban-kewajiban adat.

Pernikahan palsu ini memberi manfaat bagi industri pernikahan di India, sekitar ₹ 130 miliar atau Rp 24,7 triliun.

Bagi penyedia jasa dan venue, acara ini menjadi peluang untuk mengisi bulan-bulan sepi seperti Juni hingga Agustus, sehingga tetap mendapatkan pemasukan di luar musim pernikahan utama.

Kini, fenomena ini merambah ke Eropa. Frankfurt, Jerman, pernah mengadakan pesta serupa bertema ‘Band Baaja Baarat‘ memakai dekorasi, musik, dan tarian ala India tanpa adanya pengantin.

Dubai pun mulai mencoba mengikuti konsep serupa, dilengkapi lomba desain dan dance-off bertema pernikahan. (*)

TEMANISHA.COM