Scroll untuk baca artikel
TOP Legal Open House
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
LIFESTYLE

Garda Hijau Surabaya: Siswa SMPN 1 Tanam 18.200 Mangrove untuk Tahan Abrasi dan Banjir

×

Garda Hijau Surabaya: Siswa SMPN 1 Tanam 18.200 Mangrove untuk Tahan Abrasi dan Banjir

Sebarkan artikel ini
Harley Fatahillah Yodhaloka Sunoto, Finalis Pangeran Lingkungan Hidup Tunas Hijau 2025, memilih aksi nyata dengan menanam ribuan mangrove demi melindungi pesisir serta menjaga masa depan lingkungan.
toplegal

TOPMEDIA-Di tengah meningkatnya penebangan hutan dan hilangnya kawasan mangrove di banyak daerah Indonesia, seorang pelajar SMP di Surabaya justru menghadirkan kisah inspiratif.

Harley Fatahillah Yodhaloka Sunoto, Finalis Pangeran Lingkungan Hidup Tunas Hijau 2025, memilih aksi nyata dengan menanam ribuan mangrove demi melindungi pesisir serta menjaga masa depan lingkungan.

HALAL BERKAH

Di usia 13 tahun, Harley telah membudidayakan lebih dari 18.200 mangrove dan menjadi penggagas gerakan konservasi bernama Mangrove Warrior. Gerakan ini melibatkan komunitas lokal khususnya petani tambak Wonorejoserta komunitas sekolah di SMPN 1 Surabaya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto, memberikan apresiasi atas langkah nyata Harley, SMPN 1 Surabaya, dan seluruh pihak yang terlibat dalam gerakan peduli pesisir tersebut.

“Di tengah maraknya isu perubahan iklim yang hanya menyoroti kerusakan dan bencana, Harley dan SMPN 1 menunjukkan bahwa masih ada generasi muda yang benar-benar peduli dan melakukan mitigasi nyata,” ujar Dedik, Minggu (7/12/2025).

Baca Juga:  Surabaya–Inggris Teken MoU, 10 Sekolah Jadi Perintis Pengurangan Sampah Plastik

Dedik menambahkan, aksi Harley membuktikan bahwa inisiatif anak muda mampu memberikan dampak besar. Bila gerakan ini diikuti banyak pelajar lain, efek positif bagi lingkungan akan semakin luas.

Ia menilai inisiatif Mangrove Warrior adalah contoh konkret upaya menyelamatkan bumi, ditambah dukungan penting dari guru dan orang tua.

Harley sendiri mengaku tergerak setelah sering melihat berita soal kerusakan pesisir dan penebangan liar di berbagai daerah.

Ia memahami betapa pentingnya mangrove sebagai benteng alami yang mampu mengurangi abrasi, meredam gelombang besar, menekan risiko banjir, hingga melindungi daratan saat terjadi tsunami.

“Saya ingin Surabaya tetap aman. Selama saya bisa menanam, saya akan terus menanam,” kata Harley.

Dari situlah ia mendorong SMPN 1 Surabaya menjadi sekolah pertama di Indonesia yang memiliki program pembibitan dan budidaya mangrove.

Para siswa belajar mengenali jenis mangrove, membuat pembibitan, hingga terjun langsung melakukan penanaman di pesisir.

Baca Juga:  Pemkot Surabaya Tertibkan PKL, Parkir Liar, dan Bersihkan Saluran di Dharmawangsa–Semarang

Program tersebut bahkan menarik perhatian internasional. Pelajar dari Korea Selatan datang langsung ke SMPN 1 Surabaya untuk mempelajari pengelolaan ekosistem mangrove di kota ini.

Gerakan Mangrove Warrior juga diperkuat melalui kolaborasi dengan Wahana Visi Indonesia, organisasi yang fokus pada konservasi mangrove dan perlindungan anak.

Hingga kini, penanaman sudah dilakukan di tiga lokasi: Gunung Anyar, Wonorejo, dan Keputih.

Gerakan ini telah mengembangkan enam jenis mangrove, yaitu Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia caseolaris, Bruguiera gymnorhiza, Bruguiera cylindrica, dan Ceriop.

Pemilihannya didasarkan pada kesesuaian kondisi tanah dan salinitas pesisir Surabaya. Selain itu, terdapat empat kampung mitra yang berfungsi sebagai pusat pembelajaran, pembibitan, dan laboratorium ekologi masyarakat.

Tidak hanya menanam, Harley juga mengembangkan berbagai produk turunan mangrove sebagai bagian dari ekonomi kreatif berbasis konservasi.

Bersama pegiat mangrove peraih Kalpataru, Lulut Sri Yuliani, ia mengolah mangrove menjadi enam produk: sirup, kecap, sampo, kondisioner, vitamin rambut, dan pewarna batik.

Baca Juga:  Sungai Jatipurwo Surabaya Berubah Merah, DLH Selidiki Dugaan Limbah Cat

Inovasi ini menegaskan bahwa mangrove tidak hanya bermanfaat sebagai penyangga ekologis, tetapi juga dapat memberi nilai ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat.

Dengan dukungan komunitas, sekolah, dan Wahana Visi Indonesia, Harley menargetkan penanaman 25.000 mangrove hingga akhir 2025 dan 40.000 mangrove hingga pertengahan 2026.

“Ini bagian dari komitmen menjaga pesisir Surabaya agar lebih tangguh menghadapi banjir, abrasi, dan ancaman tsunami,” ujarnya.

Perjalanan Harley menunjukkan bahwa menjaga lingkungan tidak memandang usia. Dari tangan seorang pelajar SMP, tumbuh puluhan ribu bibit yang kelak menjadi sabuk hijau pelindung pesisir.

Perjalanan dan dokumentasinya dapat dilihat di situs www.harleypangeranlingkunganhidup.com yang juga mempromosikan produk ramah lingkungan karya siswa SMPN 1 Surabaya.

Harley bertekad untuk tetap berkarya di program Pangeran–Putri Lingkungan Hidup Tunas Hijau yang digagas Zamroni, serta menanam ratusan ribu mangrove demi masa depan bumi yang lebih lestari.

 

TEMANISHA.COM