TOPMEDIA – Penghormatan dalam bentuk mengheningkan cipta untuk mendiang Diogo Jota di Stadion Wembley, London, ternoda saat fans Crystal Palace membuat suara-suara gaduh di stadion.
Ini terjadi saat final Community Shield pada Minggu (10/8/2024), beberapa saat setelah fans Liverpool mencemooh lagu kebangsaan Inggris.
Ini adalah pertandingan kompetitif pertama sejak kepergian pemain asal Portugal itu bersama saudaranya.
Pada tanggal 3 Juli, Jota dan saudaranya, Andre Silva, meninggal ketika mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan pada Kamis dini hari di Spanyol utara.
Penyerang berusia 28 tahun ini baru saja menikah di Portugal. Ini setelah dirinya merayakan trophy pada capaian klub dan negaranya.
Pertandingan ini mempertemukan juara liga Inggris dan juara piala FA, sebagai pertandingan pembuka di stadion Wembley, maka momen itu dijadikan sebagai penghormatan mendiang Jota.
Laga ini seharusnya menjadi pertandingan yang menyenangkan bagi kedua tim. Namun, sikap yang tak respek menodai pertemuan ini.
Terdengar suara berisik saat hening cipta semenit di Wembley, pendukung Crystal Palace tak bisa diam saat penghormatan kepada kedua bersaudara tersebut.
Legenda Liverpool Ian Rush dan ketua Palace Steve Parish meletakan karangan bunga sebagai penghormatan untuk kedua bersaudara itu.
Seluruh stadion dipenuhi fans Liverpool dengan bentangan spanduk yang dipersembahkan sebagai penghormatan pada Jota, sementara kamera TNT Sports bahkan melihat seorang penggemar Palace dengan namanya di kausnya.
Kedua tim masuk ke lapangan sebelum ada pengumuman bahwa mengheningkan cipta akan dilakukan selama satu menit.
Kemudian muncul suara ribut yang disusul cemoohan fans Liverpool, sebelum hening cipta dan applause setelah one minute silent.
Fans Palace sepertinya tersinggung dengan ulah Fans Liverpool saat mencemooh lagu kebangsaan Inggris ‘God Save the King’.
Dalam hal ini, fans Liverpool memang terbiasa menyoraki lagu tersebut, bukan sebagai sorakan untuk Raja Charles atau anggota Kerajaan lainnya.
Fans Liverpool terbiasa dengan hal itu sebagai wujud ketidakpercayaan mereka pada keluarga Kerajaan.
Pendukung setia Liverpool kerap kali mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap pemerintahan Konservatif, khususnya terkait bencana Hillsborough seperti ditulis daily mail.
Terlihat tulisan “Rest In Peace Diogo Jota dan Andre Silva, You’ll Never Walk Alone” mengitari stadion.
Kemudian para pendukung meneriakkan nama Jota ketika Thompson dan Uriate memasuki lapangan.
Saat pertandingan berjalan selama 20 menit, penonton melakukan tepuk tangan, itu sebagai kenangan nomor punggung penyerang tajam itu.
Semua poster dan banner bertuliskan “Diogo Jota, selamanya nomor 20 kami”.
Banner itu begitu emosional, termasuk artikel-artikel berjudul “Selamanya Nomor 20 kami”.
Kedua bersaudara itu juga diberi penghormatan sebelum pertandingan pramusim melawan Preston North End, AC Milan, dan Yokohama FM.
Liverpool kemudian mengistirahatkan nomer punggung 20 milik Jota. Hal itu setelah berkonsultasi dengan jandanya dan keluarganya.
Liverpool membuat emblem “Forever 20” yang terpasang pada jersey baru mereka, yang pertama kali digunakan saat melawan Bilbao. Emblem ini akan tetap terpasang sepanjang musim.
Kemudian, penghormatan permanen akan dilakukan Liverpool dengan rencana membuat patung peringatan itu.
Sementara, akan ada karangan bunga diletakkan sebelum pertandingan pembuka Liga Primer The Reds melawan Bournemouth pada tanggal 15 Agustus.
Catatan Jota cukup gemilang. Setelah bergabung dari Wolves pada tahun 2020, Jota mencetak 65 gol dalam 182 penampilan untuk klub, membantu mereka memenangkan Liga Premier, Piala FA, dan Piala Carabao. (*)
