Scroll untuk baca artikel
TOP Legal Open House
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Ekspor Perikanan Tembus Rp 83 Triliun, Udang Masih Jadi Primadona

×

Ekspor Perikanan Tembus Rp 83 Triliun, Udang Masih Jadi Primadona

Sebarkan artikel ini
Udang menjadi salah satu komoditas ekspor perikanan unggulan Indonesia. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Kinerja ekspor hasil perikanan Indonesia menunjukkan tren positif hingga Oktober 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor perikanan naik 5,1% secara tahunan (yoy) menjadi USD 5,07 miliar atau sekitar Rp 83 triliun (kurs Rp 16.500), dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 4,82 miliar.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Machmud, menyebutkan peningkatan ini sebagai capaian yang cukup signifikan.

HALAL BERKAH

“Ada peningkatan dari US$ 4,82 miliar pada Januari–Oktober 2024 menjadi USD 5,07 miliar di periode yang sama tahun ini. Posisi ekspor naik sekitar 5,1% year on year,” ujarnya dikutip, Jumat (12/12/2025).

Meski sempat terkendala kasus udang ke Amerika Serikat, ekspor perikanan RI tetap tumbuh. Ekspor ke AS naik 2,6% yoy dengan nilai USD 1,6 miliar.

Baca Juga:  Dongkrak PAD Kota Surabaya, Kenaikan Pajak Bukan Jadi Opsi Utama

Sementara ekspor ke China turun 2,4% yoy menjadi USD 962 juta akibat harga rumput laut kering kembali normal.

“Harga rumput laut sempat tinggi di kisaran Rp 25.000–30.000 per kilogram, kini kembali normal di Rp 15.000–20.000 per kilogram. Hal ini membuat ekspor ke Tiongkok sedikit menurun,” jelas Machmud.

Komoditas Unggulan

Ekspor ke ASEAN melonjak 22,7% yoy menjadi USD 811 juta, sementara ke Jepang naik 2,3% menjadi USD 506 juta.

Udang masih menjadi komoditas unggulan dengan nilai ekspor USD 1,4 miliar atau naik 8,6% yoy.

“Tuna-cakalang juga meningkat 2,6% yoy, cumi sotong gurita naik 1,9% yoy, meski rajungan kepiting turun 2,5% yoy karena harga dan saingan dari rajungan Alaska,” tambahnya.

Baca Juga:  220 WNA Diciduk Dalam Operasi Imigrasi, Didominasi Tenaga Asing Dari China

Neraca perdagangan sektor perikanan tetap surplus USD 4,53 miliar, dengan impor hanya USD 500 juta untuk komoditas seperti salmon, trout, dan kod.

Dari sisi investasi, sektor kelautan dan perikanan mencatat Rp 7,82 triliun pada triwulan III 2025, dengan mayoritas investasi di pengolahan (32%).

Negara asal investor terbesar adalah Singapura Rp 510 miliar, China Rp 410 miliar, dan Korea Selatan Rp 400 miliar.

Hingga kini, investasi baru mencapai 59,67% dari target Rp 13,11 triliun. Machmud memperkirakan total investasi bisa mencapai Rp 11 triliun hingga akhir tahun.

“Masih ada satu triwulan lagi. Prediksi kami sekitar Rp 10–11 triliun bisa tercapai, walaupun targetnya Rp 13 triliun. Kami terus berusaha menarik investasi, baik PMA maupun PMDN, melalui forum bisnis investasi,” jelasnya.

Baca Juga:  Inflasi September 2025 Capai 0,21 Persen, Cabai Merah dan Daging Ayam Jadi Pemicu Utama

Ekspor perikanan Indonesia hingga Oktober 2025 mencatat kenaikan 5,1% yoy dengan nilai Rp 83 triliun. Udang tetap menjadi komoditas primadona, sementara pasar ASEAN menunjukkan pertumbuhan signifikan.

Meski ekspor ke China menurun, neraca perdagangan sektor perikanan masih surplus besar.
Pemerintah optimistis investasi di sektor kelautan dan perikanan dapat mendekati Rp 11 triliun hingga akhir tahun.

“Kami berharap tren positif ini terus berlanjut agar daya saing produk perikanan Indonesia semakin kuat di pasar global,” tutup Machmud. (*)

TEMANISHA.COM