Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
FAMILY BUSINESSES

Drama Tes DNA Hancurkan Bisnis Keluarga (6): Papa yang Tersisih

26
×

Drama Tes DNA Hancurkan Bisnis Keluarga (6): Papa yang Tersisih

Sebarkan artikel ini
toplegal

SETELAH hasil tes DNA terbukti negatif, Lestari dan pengacaranya menghilang dari panggung. Namun, badai di dalam keluarga belum juga reda.

Luka yang ditinggalkan Papa karena perselingkuhannya masih terasa seperti duri yang menusuk setiap percakapan.

TOP LEGAL PRO

Di ruang rapat perusahaan, suasana dingin. Bram kini yang paling vokal mengambil alih kendali.

“Kita harus selamatkan nama Brajantara Construction. Papa sudah kehilangan kepercayaan. Untuk sementara, Papa sebaiknya tidak ikut campur dalam pengambilan keputusan.”

Suaranya lantang, dan untuk pertama kalinya, tidak ada yang membantah.

Papa menatap anak-anaknya dengan wajah sedih. “Kalian tega menyingkirkan Papa dari perusahaan yang Papa bangun?”

Bruno menatap balik dengan getir. “Bukan kami yang menyingkirkan, Pa. Papa sendiri yang menghancurkan kepercayaan itu. Bagaimana kami bisa membiarkan perusahaan runtuh hanya karena Papa tak bisa jaga diri?”

Baca Juga:  Kutukan Generasi ke-3, Pertarungan Kepemimpinan di Perusahaan Keluarga (1): Bayangan yang Tak Pernah Hilang

Aku menunduk, hatiku hancur melihat Papa dan Mama kini begitu jauh.

Mama hanya menatap kosong, tidak lagi mau ikut rapat. Ia lebih memilih diam di rumah, seakan energinya sudah habis untuk menanggung rasa sakit.

Di luar, dampak perselingkuhan Papa masih terasa. Beberapa klien besar masih ragu menandatangani kontrak baru. Mereka takut reputasi perusahaan tercoreng lebih dalam.

Kami bekerja keras, menggelar konferensi pers, menunjukkan kepada dunia bahwa Brajantara Construction masih solid di bawah kepemimpinan generasi baru. Namun kami tahu, bayangan kesalahan Papa tetap membuntuti.

Malam itu, aku melihat Papa duduk sendirian di beranda rumah, menatap kosong ke halaman. Rambutnya yang dulu tampak kokoh kini beruban dan kusut. Ia terlihat tua dan lelah.

Baca Juga:  Drama Tes DNA Hancurkan Bisnis Keluarga (3): Menanti Hasil Tes DNA

Perlahan ia berkata, meski tak ada yang menanggapi, “Papa hanya manusia. Papa khilaf. Tapi kenapa rasanya Papa kehilangan segalanya sekaligus?”

Air mataku jatuh, tapi aku memilih tidak mendekat. Untuk pertama kalinya, aku merasa Papa bukan lagi tiang keluarga, melainkan beban yang harus kami tanggung.

Dan di titik itu, aku sadar bahwa kami, anak-anaknya, kini harus memimpin perusahaan, meski dengan hati yang masih terluka.

(Bersambung)

TEMANISHA.COM