TOPMEDIA – Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menegaskan bahwa tidak ada pemotongan dana riset dalam kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
Sebaliknya, dana riset justru mengalami peningkatan signifikan sebesar 218 persen dalam satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
“Tidak ada satu rupiah pun dana riset yang dipotong dari anggaran Kemendiktisaintek. Kalau ada berita efisiensi dana riset dipotong, itu tidak benar,” ujar Stella saat menghadiri Konferensi Puncak Pendidikan Tinggi Indonesia (KPPTI) hari ketiga di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jumat (21/11/2025).
Stella menjelaskan bahwa peningkatan dana riset mencerminkan semangat kompetisi sehat di kalangan sivitas akademika. Pemerintah tengah membangun paradigma baru bernama
“Diktisaintek Berdampak”, di mana riset tidak lagi hanya soal publikasi, tetapi menjadi kekuatan strategis bangsa.
“Tidak akan ada pertumbuhan ekonomi tanpa inovasi teknologi. Riset harus berdampak langsung pada ketahanan pangan, energi, air, dan hilirisasi industri,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa publikasi ilmiah harus selaras dengan prioritas nasional. “Yakinlah bahwa publikasi Bapak dan Ibu adalah kontribusi nyata untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tambah Stella.
Stella juga mengungkap tantangan dalam pemberian insentif langsung kepada peneliti. “Kami belum berhasil 100 persen. Belum setengah dari dana kami yang berasal dari APBN murni bisa diberikan langsung. Tapi kami perjuangkan, karena tanpa insentif langsung, semangat dan sumbangsih peneliti tidak akan maksimal,” ujarnya.
Peningkatan dana riset sebesar 218 persen menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mendorong inovasi dan kemandirian teknologi nasional.
Wamendiktisaintek Stella Christie menegaskan bahwa riset harus berdampak nyata dan selaras dengan prioritas pembangunan. (*)



















