Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Dinkes Surabaya Siagakan Tiga Pilar Hadapi Potensi Lonjakan ISPA di Musim Pancaroba

39
×

Dinkes Surabaya Siagakan Tiga Pilar Hadapi Potensi Lonjakan ISPA di Musim Pancaroba

Sebarkan artikel ini
Petugas puskesmas memberikan vaksin pneumonia kepada balita di Surabaya. Langkah ini dilakukan untuk mencegah lonjakan kasus ISPA di musim pancaroba. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjelang dan selama musim pancaroba.

Petugas puskesmas memberikan vaksin pneumonia kepada balita di Surabaya. Langkah ini dilakukan untuk mencegah lonjakan kasus ISPA di musim pancaroba. (Foto: Istimewa)

Salah satu langkah yang ditempuh adalah memperluas akses vaksinasi pneumonia (PCV) gratis bagi balita di seluruh puskesmas.

HALAL BERKAH

Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina, mengatakan bahwa program vaksinasi ini menjadi bagian dari strategi komprehensif untuk melindungi kelompok rentan dari risiko komplikasi serius akibat ISPA.

“Berdasarkan data sepuluh tahun terakhir, kasus ISPA di Surabaya cenderung fluktuatif. Perubahan cuaca, kualitas udara, serta kepadatan dan mobilitas penduduk menjadi faktor yang memengaruhi,” ujar Nanik, Sabtu (25/10).

Untuk menghadapi potensi peningkatan kasus, Dinkes Surabaya menyiapkan tiga pilar utama penanganan ISPA, yakni edukasi, imunisasi, dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan.

Baca Juga:  Motor Brebet Usai Isi Pertalite di Jatim, Bahlil Kirim Tim Khusus untuk Investigasi

Pertama, edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilakukan secara masif, termasuk sosialisasi etika batuk dan bersin, serta penggunaan masker di tempat umum.

Kedua, imunisasi PCV gratis digencarkan di seluruh puskesmas. Program ini menjadi bagian dari Program Imunisasi Nasional guna menekan angka pneumonia pada anak.

Ketiga, kesiapan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) ditingkatkan dengan memastikan tenaga kesehatan mampu melakukan deteksi dini dan tatalaksana ISPA sesuai standar.

“Langkah cepat di tingkat fasyankes sangat penting agar kasus ISPA ringan tidak berkembang menjadi pneumonia,” ujar Nanik.

Selain itu, Dinkes juga memperkuat sistem pelaporan kasus melalui aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) milik Kementerian Kesehatan RI.

Baca Juga:  Lindungi Masa Depan Anak, Pemkot Surabaya Gencarkan Bulan Imunisasi dan Cek Kesehatan Serentak

Sistem berbasis digital ini memungkinkan pelaporan dan analisis data secara real-time untuk mengidentifikasi potensi kejadian luar biasa (KLB).

“Dengan SKDR, kami dapat memantau tren kasus dan segera mengambil tindakan jika terjadi lonjakan di wilayah tertentu,” kata Nanik.

Ia pun mengimbau masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dan menerapkan kebiasaan hidup bersih, terutama bagi kelompok rentan seperti balita dan lansia.

“Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan bila muncul gejala ISPA seperti demam, batuk, atau sesak napas agar bisa ditangani sejak dini,” ujarnya. (*)

TEMANISHA.COM