TOPMEDIA – Prestasi memang benar bisa datang dari siapa saja. Tak peduli itu berkebutuhan khusus atau tidak, selama ada kemauan tinggi dan belajar yang rajin, niscaya prestasi akan mengikuti.
Pepatah itu berlaku bagi anak-anak sekolah berkebutuhan khusus dari seluruh Indonesia.
Mereka berprestasi secara internasional, meraih tujuh medali Perak dari delapan murid yang mewakili RI di ajang tata boga The 14th Salon Culinare 2025.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mengabarkan prestasi membanggakan dari ajang tersebut.
Kedelapan masing-masing tujuh medali Perak dan satu medali Perunggu dan penghargaan The Highest Score Class 01 Fondant Cake Figures.
Nama-nama siswa berkebutuhan khusus peraih medali Perak adalah :
- Mawaddah Warahmah ( SLB Negeri Kandangan Kab. Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
- Desta Fais Kurniawan (SLB Harmoni, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur).
- Rizki Ramadan (SLB Prof. dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH, Jambi, Kota Jambi).
- Roainun (SLB Negeri Pangeran Cakrabuana Kab. Cirebon, Jawa Barat).
- Caranya Kaila (SLB Negeri Pembina Palembang, Sumatera Selatan).
- Hepi Vania Zendrato (SLB Negeri 1 Padang, Sumatera Barat).
- I Made Afrika (SLB Negeri 1 Badung, Bali).
- Peraih medali Perunggu adalah Diandra Ratih Libya (SLB Negeri 1 Bantul, DIY Yogyakarta).
Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikdasmen, Maria Veronica Irene Hersjiono di Jakarta mengatakan, ” Selamat atas prestasi yang diraih oleh adik-adik. Semoga ini menjadi inspirasi untuk anak-anak Indonesia.”
Maria juga mengapresiasi kepada tim pembina dan guru pendamping, atas kinerja membina dan mengasuh siswa-siswa berkebutuhan khusus ini.
Prestasi siswa-siswi SLB ini akan tercatat di pangkalan data talenta nasional. “Prestasi yang adik-adik raih di ajang ini tentu akan bisa diakses dan terdata” lanjut Maria.
Sebelum kompetisi, delapan siswa ini melalui pembinaan sebanyak tiga tahap yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional.
Prestasi ini tak lepas dari peran Pembina. Ucu Sawitri selaku Koordinator Pembina mengatakan bahwa para siswa masing-masing memiliki kompetensi yang baik.
Para siswa ini berprestasi sangat luar biasa karena bersaing dengan Chef Profesional, siswa perhotelan, dan kalangan bisnis kuliner.
Beragam latar belakang diantara siswa-siswi berkebutuhan khusus ini. Adalah Mawaddah Warahmah.
Herawati selaku guru pendamping mengatakan bahwa mereka dari daerah yang harus menempuh empat jam perjalanan menuju Bandara.
Mawaddah berasal dari keluarga yang kurang mampu. Perjuangan Mawaddah luar biasa kata Herawati. Ayahnya seorang buruh serabutan dan ibunya seorang buruh tani. “Perjuangan dan dukungan keluarganya luar biasa” ucap Herawati.
Mawaddah menyampaikan sambutan pasca meraih medali perak. “Saya sungguh senang dan bahagia, saya bisa juara, teman-teman pasti juga bisa juara” ujarnya.
Sama hal dengan Rizki Ramadan. Siswa asal Jambi ini melalui guru pendampingnya, Gustira Mayasari, mengatakan bahwa Rizki tinggal di asrama karena jarak tempuh ke rumahnya empat jam ke sekolah.
“Alhamdulilah berkat keyakinan dan bimbingan dan fasilitas dari Puspresnas, Rizki bisa meraih prestasi” sambut Gustira.
Rizki juga mengucapkan kegembiraannya. “Terima kasih semuanya, saya bangga dan senang bisa berprestasi” ucap Rizki.
Ajang bergengsi ini dihelat di Jakarta International Expo (JIExpo) Indonesia sejak tanggal 22-25 Juli.
Ajang ini berkolaborasi dengan Association Of Culinary Professionals Indonesia bersama World Association of Chef’s Societies and the Indonesia Pastry Bakery Society.
Dalam lomba ini, mereka menghias kue sesuai kreativitas, kemudian lomba memberi waktu selama dua jam.
Caption Foto : Para Siswa Berkebutuhan Khusus Dari Seluruh Indonesia berpose bersama Medali yang mereka dapat. (*)