Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
LIFESTYLE

Bukan Sekadar Kurang Tidur, Bahaya Insomnia yang Membuat Tasya Farasya Jalani Terapi

38
×

Bukan Sekadar Kurang Tidur, Bahaya Insomnia yang Membuat Tasya Farasya Jalani Terapi

Sebarkan artikel ini
Tasya Farasya on pose.
toplegal

TOPMEDIA -Banyak orang menganggap remeh insomnia, padahal dampaknya sangat serius, baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Seperti yang sedang dialami beauty influencer yang baru-baru ini jalani sleep theraphy untuk mengatasi insomnia yang sudah lama dialaminya.

Tasya mengaku bahwa penyebab utama insomnianya adalah overthinking atau terlalu banyak berpikir. Dalam video tersebut, ia menjelaskan bahwa aktivitas gelombang otaknya terlalu dominan di area Beta atau High Beta, yang memicu pikiran berlebihan dan membuatnya sulit beristirahat.

ROYALTI MUSIK

Bukan Masalah Sepele

Insomnia yang tidak ditangani dapat memicu berbagai masalah, antara lain, Gangguan Kesehatan Fisik, kurang tidur kronis melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit. Insomnia juga meningkatkan risiko penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan stroke. Kurang tidur dapat mengganggu metabolisme dan keseimbangan hormon, yang pada akhirnya memicu kondisi tersebut. Masalah berikutnya, masalah kesehatan mental. Insomnia memiliki hubungan erat dengan gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi. Sulit tidur bisa menjadi gejala depresi, dan sebaliknya, depresi bisa menyebabkan insomnia. Kondisi ini bisa membentuk lingkaran setan yang sulit diputus. Selain itu, insomnia juga bisa memicu iritabilitas, perubahan suasana hati, dan kesulitan mengelola emosi. Masalah berikutnya, adanya penurunan kinerja dan produktivitas. Kurang tidur menyebabkan konsentrasi dan daya ingat menurun. Anda akan merasa lelah di siang hari, sulit fokus, dan performa di sekolah atau pekerjaan pun ikut menurun. Reaksi tubuh juga menjadi lebih lambat, yang sangat berbahaya saat berkendara atau mengoperasikan mesin. Dan, masalah yang paling ditakutkan dari masalah insomnia yakni terjadinya penuaan dini pada otak. Sebuah studi menunjukkan bahwa insomnia kronis dapat mempercepat penuaan otak. Hal ini meningkatkan risiko gangguan kognitif ringan dan demensia. Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir dan memori lebih cepat dibandingkan orang yang memiliki kualitas tidur baik.

Baca Juga:  Bikin Meleleh! Sarwendah dan Giorgio Antonio Tampil Bak Pasangan Drama Korea dalam Pemotretan Terbaru

Bisa Teratasi dengan Theraphy

Menurut ahli medis, sleep therapy adalah metode yang digunakan untuk menangani berbagai masalah tidur, termasuk insomnia kronis. Sebelum memulai, pasien biasanya akan menjalani pemeriksaan seperti tes gelombang otak untuk mengetahui akar penyebab gangguan tidur.

Tujuan utama terapi ini adalah membantu pasien mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik. Dengan tidur yang cukup, tubuh akan kembali bugar, dan produktivitas pun meningkat.

Ada beberapa pendekatan terapi yang efektif untuk mengatasi insomnia, baik dengan bantuan profesional maupun mandiri. Berikut adalah beberapa terapi yang paling umum:

1. Terapi Perilaku Kognitif untuk Insomnia (CBT-I)

Ini adalah salah satu terapi paling efektif dan sering direkomendasikan. CBT-I bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta kebiasaan yang mengganggu tidur. Terapi ini memiliki beberapa teknik utama:

  • Terapi Kontrol Stimulus: Melatih otak Anda untuk mengasosiasikan tempat tidur hanya dengan tidur dan aktivitas seksual. Pasien diajarkan untuk tidak melakukan aktivitas lain seperti membaca buku, menonton TV, atau bekerja di tempat tidur. Jika tidak bisa tidur setelah 20 menit, pasien harus meninggalkan tempat tidur dan kembali hanya saat sudah mengantuk.
  • Pembatasan Tidur (Sleep Restriction): Membatasi waktu yang dihabiskan di tempat tidur agar tubuh benar-benar lelah dan mengantuk. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi tidur dan menciptakan pola tidur yang lebih teratur. Waktu tidur akan ditingkatkan secara bertahap seiring dengan perbaikan kualitas tidur.
  • Terapi Kognitif: Mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif atau kekhawatiran yang memicu kecemasan saat hendak tidur. Terapis akan membantu pasien mengganti pikiran buruk dengan pemikiran yang lebih positif dan realistis.
Baca Juga:  "Tepuk Sakinah" KUA : Sebuah Narasi Edukasi Kreatif untuk Calon Pengantin

2. Terapi Relaksasi

Terapi ini membantu mengurangi ketegangan fisik dan mental yang dapat menghalangi tidur. Teknik yang digunakan meliputi:

  • Relaksasi Otot Progresif: Secara bertahap menegangkan dan merelaksasi setiap kelompok otot di tubuh.
  • Latihan Pernapasan: Teknik pernapasan dalam dan lambat yang membantu menenangkan sistem saraf.
  • Meditasi atau Mindfulness: Latihan untuk memusatkan perhatian pada momen sekarang, membantu mengendalikan pikiran yang overthinking dan menenangkan pikiran sebelum tidur.
    Tasya Farasya sedang jalani sleep therapy.

3. Terapi Kebersihan Tidur (Sleep Hygiene)

Ini bukanlah terapi dalam arti medis formal, tetapi merupakan serangkaian kebiasaan baik yang sangat penting untuk mendukung kualitas tidur. Beberapa tips utama termasuk:

  • Membuat Jadwal Tidur yang Konsisten: Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan.
  • Menciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman: Pastikan kamar tidur gelap, tenang, dan sejuk.
  • Menghindari Stimulan: Batasi konsumsi kafein, nikotin, dan alkohol, terutama menjelang malam.
  • Mengatur Waktu Olahraga: Berolahraga secara teratur, tetapi hindari melakukannya terlalu dekat dengan waktu tidur.
Baca Juga:  Kafe Hidden Gem di Singapura yang Wajib Masuk Bucket List Kuliner Anda

Kisah Tasya Farasya ini menjadi pengingat penting bagi kita semua. Gangguan tidur bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Jika dibiarkan, insomnia bisa berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang. Dengan penanganan medis yang tepat, kualitas tidur bisa perlahan kembali normal. Hal ini sangat penting, terutama bagi individu aktif seperti Tasya yang dituntut untuk selalu produktif sebagai beauty influencer. (*)

 

 

 

TEMANISHA.COM