TOPMEDIA – Menyambut Kualifikasi Piala Dunia 2026, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyiapkan sejumlah opsi stadion baru sebagai kandang Timnas Indonesia. Langkah ini dilakukan agar pertandingan tidak selalu terpusat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).
Pada September 2025 mendatang, Timnas akan lebih dulu menjajal atmosfer home di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, dalam laga FIFA Matchday.
Setelah itu, PSSI sudah mengantongi tiga stadion yang diproyeksikan menjadi kandang Garuda ke depan. Ketiga stadion itu adalah:
1. Jakarta International Stadium (JIS)
Stadion megah di Jakarta Utara ini dibangun dengan anggaran Rp4,5–Rp5 triliun, sebagian besar berasal dari Dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). JIS diproyeksikan menjadi venue FIFA Matchday Maret 2026.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa pemanfaatan JIS adalah bagian dari strategi jangka panjang federasi.
“PSSI sekarang benar-benar membangun Timnas secara serius. Kita sudah punya strata lengkap, dari putri, U-16, U-20, U-23, sampai senior. Fasilitas stadion seperti ini sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan Timnas,” ujar Erick.
2. Stadion Utama Sumatera Utara
Stadion di Deli Serdang ini memiliki kapasitas 25.000 penonton dan sudah menjadi tuan rumah Piala Kemerdekaan 2025.
Stadion ini dirancang khusus untuk sepak bola tanpa lintasan atletik, serta dilengkapi lapangan latihan yang memadai.
“Kami bangga stadion ini bisa menjadi opsi kandang Timnas. Fasilitasnya sangat baik, kapasitasnya cukup, dan khusus untuk sepak bola,” kata Erick.
3. Banten International Stadium (BIS)
Stadion berstandar internasional ini kini digunakan Dewa United di ajang Super League 2025–2026. Erick menilai keberadaan BIS akan memberikan dampak positif, tidak hanya untuk Timnas tetapi juga untuk perkembangan sepak bola di Banten.
“Keberadaan stadion ini akan mengangkat dan mempromosikan Banten di kancah nasional maupun internasional. Bermainnya Timnas di sini akan menjadi momentum besar,” ungkap Erick.
Dengan tiga opsi tersebut, PSSI berharap ke depan Timnas Indonesia tidak hanya bergantung pada satu stadion.
Langkah ini juga diyakini akan memperluas dukungan publik di berbagai daerah sekaligus mempromosikan sepak bola Indonesia di level nasional maupun internasional. (*)