Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIPTOP NEWS

Buka Sewa Sepatu Adidas, Surya Adi Meraup Untung dari Tren Casual yang Marak

22
×

Buka Sewa Sepatu Adidas, Surya Adi Meraup Untung dari Tren Casual yang Marak

Sebarkan artikel ini
Suryo Adi Wibisono menunjukkan koleksi sepatu Adidas miliknya yang menjadi ladang cuan lewat penyewaan. (Foto: Kompas.com)
toplegal

TOP MEDIA – Jiwa entrepreneur memang bisa tumbuh dari individu siapapun. Hal itu terbukti di seorang pemuda asal Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur.

Pemuda kreatif ini bernama Surya Adi Wibisono. Tren casual di kalangan suporter membuat Wibisono membaca hal ini sebagai ladang bisnis prospek.

TOP LEGAL PRO

Wibisono membaca tren itu dari masuknya tren casual yang banyak di semua level kompetisi sepak bola Indonesia. Seperti diketahui, harga orisinil sepatu brand Jerman ini cukup merogoh kocek.

Dilansir dari kompas.com, Wibisono memulai bisnis ini karena luka dari pengalaman putus cinta dan bisnis jual beli sepatu yang selalu melorot omzetnya.

“Iya memang putus cinta, saya sebelum itu tidak mau kenal Adidas. Lalu saya jualan sepatu, tapi lama kelamaan rugi. Akhirnya kepikiran untuk disewakan,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.

Baca Juga:  Lawan PSS Bukan Sekadar Launching Tim

Wibisono juga seorang pecinta sepak bola. Ia fans Persebaya Surabaya, di situlah dia merambah dunia casual yang familiar di sepak bola.

Sejak Persebaya promosi ke Liga 1 tahun 2017, dia rutin ke Gelora Bung Tomo. Di stadion itu rasa cinta pada outfit sepak bola mulai ia rasa.

Adidas, merk yang dia sentuh pertama di dunia bisnis barunya. Ia membeli koleksi pribadi langsung dari Surabaya. Di situlah ia berbisnis, namun sayang dia gagal di situ.

“Awalnya nyoba aja biar muter uangnya, mulai dari lima sepatu yang tadinya untuk dijual, sekarang sudah ada 24 sepatu” kata Wibisono.

Pria 22 tahun ini tak main-main menyiapkan koleksinya. Adidas seri Liverpool, Shanghai, Warszawa, London 96, hingga Manchester 89 Patrick.

Baca Juga:  Surabaya Buka Peluang Investasi Transportasi Ramah Lingkungan, Tapi Harus Libatkan Warga Lokal

Menurut Wibisono, sepatu koleksinya yang paling berharga adalah tipe Adidas Warszawa. Dia beli tipe itu seharga 4,5 juta yang disewakan Rp. 140.000 per hari.

Usaha ini memiliki tarif sewa beragam. “Yang paling banyak peminat ukuran 40-42. Mulai dari Rp. 120.000 hingga Rp. 250.000, semua bergantung seri dan kelangkaan,” kata Surya Dwi.

Awalnya Wibisono membuka sewaan kepada teman terdekat. Kini, peminat semakin banyak. Antara lain dari Sidoarjo, Mojokerto dan Surabaya.

Syaratnya cukup sederhana, dengan menyerahkan KTP dan STNK sebagai jaminan. Para penyewa peruntukannya biasanya untuk liburan, nonton pertandingan bola hingga sekadar foto-foto.

“Mereka datang ke rumah sambil ngobrol-ngobrol juga” kata pria yang juga punya usaha jualan kue di pasar Sawahan, Mojosari.

Baca Juga:  Prabowo Resmikan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Ekonomi Kerakyatan yang Didorong dari Akar Rumput

Banyak pengalaman penting Wibisono dapatkan di tujuh bulan usaha persewaan sepatu Adidas ini.

Ia mengatakan salah satunya ketika ia sempat keliru memberikan KTP ke peminjam.

Dari situ ia lebih berhati-hati dalam membuat rules persewaan dan sistem yang mengantarainya. Sebab para penyewa bisa berhari-hari menyewa sepatu Wibisono.

“Yang sewa ada yang sehari sampai empat hari. Terakhir ada yang tiga hari untuk ke Jakarta nonton bola. Kalau tiga hari, biasanya ada diskon sekitar seratus ribuan per hari,” ujarnya.

Wibisono merawat sepatu sewaannya secara individu. Sesekali, ia membawa ke penyucian sepatu milik temannya. “Awalnya lihat-lihat saja, terus coba beli alat perawatan sendiri” tutup Surya Wibisono. (*)

TEMANISHA.COM