Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP FIGURESTOP NEWS

Bonek Bule: Ingo Pottag, Ekspatriat Jerman yang Jatuh Hati pada Budaya Surabaya

50
×

Bonek Bule: Ingo Pottag, Ekspatriat Jerman yang Jatuh Hati pada Budaya Surabaya

Sebarkan artikel ini
Mas Ingo Pottag saat menonton pertandingan Persebaya Surabaya
toplegal

TOPMEDIA – Di tengah geliat budaya lokal yang kental dan semangat arek Suroboyo yang membara, sosok Ingo Pottag muncul sebagai pemandangan yang unik sekaligus inspiratif. Pria asal Jerman ini bukan sekadar ekspatriat biasa, ia adalah figur yang dikenal luas di kalangan komunitas lokal dengan julukan akrab: “Bonek Bule.”

Bukan tanpa alasan ia dipanggil demikian. Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Surabaya belasan tahun silam, Ingo tak hanya sekadar tinggal, tetapi menyatu sepenuh hati dengan kehidupan warga lokal. Ia menikah dengan wanita asal Surabaya, belajar bahasa Jawa dan Indonesia, dan bahkan aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kebudayaan di Kota Pahlawan.

TOP LEGAL PRO

“Surabaya bukan hanya tempat saya tinggal, tapi tempat saya tumbuh secara jiwa. Saya merasa seperti pulang ke rumah sendiri,” ujar Ingo, tersenyum dengan logat khas bule-nya yang kian hari makin fasih berbahasa Indonesia.

Baca Juga:  Hore, Prabowo Tetapkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional Tambahan, Ini Alasannya!

Kecintaan Ingo terhadap budaya lokal tidak bersifat permukaan. Ia hadir dalam acara-acara budaya, menyambangi kampung-kampung kreatif, dan bahkan tak segan memakai atribut khas seperti ikat kepala atau batik Madura saat menghadiri hajatan rakyat.

Di tengah masyarakat, ia dikenal sebagai “bule yang merakyat”, karena kepeduliannya terhadap lingkungan, pendidikan anak-anak, serta pelestarian budaya lokal. Ingo juga aktif mengangkat budaya Surabaya ke media sosial dan berbagai forum internasional, menjadi jembatan antara dunia luar dan kekayaan budaya Indonesia.

Julukan “Bonek Bule” bukan hanya lelucon, tapi bentuk penghargaan masyarakat kepada Ingo yang juga mengapresiasi sepak bola lokal. Ia dikenal kerap hadir di stadion saat Persebaya berlaga dan tak segan bersorak mendukung tim kebanggaannya bersama para Bonek lainnya.

Baca Juga:  Jika Dulu Ignasius Jonan Patah Arang, Kita Tak Akan Tahu Perubahan Drastis Kereta Api Nasional

Namun, yang membedakan Ingo adalah cara ia membawa semangat Bonek ke ranah edukatif dan diplomasi budaya.

“Saya suka semangat arek Suroboyo—berani, blak-blakan, tapi tetap guyub. Semangat itu saya bawa dalam setiap kerja sama lintas budaya yang saya jalani,” katanya.

Kisah inspiratif Ingo Pottag akan segera dikemas dalam sebuah program khusus bertajuk “Bonek Bule”, yang akan tayang di TOP TV, bagian dari TOP Media. Program ini akan mengeksplorasi sisi humanis dari interaksi lintas budaya, kehidupan lokal di Surabaya, dan bagaimana seorang ekspatriat dapat menjadi bagian dari denyut nadi kota.

Program ini juga akan memotret sisi lain Surabaya dari sudut pandang “orang luar yang merasa di dalam,” dan diharapkan menjadi medium baru untuk mempromosikan toleransi, cinta budaya lokal, serta semangat kebersamaan.

TEMANISHA.COM