TOPMEDIA – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, SMKN 12 Surabaya meluncurkan Radio Bung Tomo 1, sebuah produk inovatif hasil karya siswa yang dirancang untuk menjaga ingatan sejarah dan semangat perjuangan bangsa. Radio ini diresmikan langsung oleh Bambang Sulistomo, putra dari pahlawan nasional Bung Tomo.
Bambang Sulistomo menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif para siswa dan guru yang berupaya menghidupkan kembali semangat Bung Tomo melalui media radio.
“Saya salut akan upaya kawan-kawan di Surabaya dalam menjaga ingatan kolektif tentang perjuangan Bapak saya. Rumah bersejarah itu telah tiada, tapi semangat kejuangan yang tertoreh di sana tidak bisa dihapuskan,” ujarnya Kamis (13/11).
Radio Bung Tomo dan Nilai Edukatifnya
Radio Bung Tomo 1 dirancang dengan gaya vintage modern dan dilengkapi fitur unik berupa pemutaran otomatis pidato Bung Tomo saat perangkat dinyalakan.
Pidato tersebut membangkitkan semangat perjuangan arek-arek Surabaya dalam menghadapi pasukan sekutu pada November 1945.
Setelah pidato selesai, pengguna dapat menikmati siaran radio AM dan FM seperti biasa.
Radio ini juga dilengkapi teknologi USB Bluetooth, tersedia dalam berbagai ukuran dan model yang mudah dibawa.
Kepala SMKN 12 Surabaya, Cone Kustarto Arifin, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara gagasan Puri Aksara Rajapatni dan keterampilan siswa.
“Kesempatan ini memberikan peluang besar dalam meningkatkan keterampilan, produktivitas, dan kreativitas siswa. Selain itu, anak-anak juga belajar menghargai sejarah, khususnya tentang kepahlawanan yang tertoreh di Surabaya,” tuturnya.
Bambang Sulistomo menilai bahwa karya kreatif ini merupakan bentuk keikhlasan dalam meneruskan semangat perjuangan.
“Perjuangan harus ikhlas. Ini merupakan semangat baru di momen Hari Pahlawan,” ujarnya. Ia juga mengagumi kualitas produksi radio yang menurutnya sudah menyerupai industri profesional.
Peluncuran Radio Bung Tomo 1 menjadi simbol nyata pelestarian nilai sejarah dan semangat kepahlawanan di kalangan generasi muda.
Inisiatif ini tidak hanya memperkuat pendidikan karakter, tetapi juga membuka ruang bagi siswa untuk berinovasi dan berkontribusi dalam menjaga warisan bangsa.
“Radio ini bukan sekadar alat komunikasi, tetapi jembatan sejarah yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini,” tutup Bambang Sulistomo. (*)



















