TOPMEDIA – Pemimpin oposisi Venezuela, Maria Corina Machado, resmi dinobatkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2025. Penghargaan bergengsi ini diumumkan oleh Institut Nobel Norwegia di Oslo pada Jumat (10/10/2025), dan menjadi sorotan utama dalam rangkaian pengumuman Nobel yang berlangsung sejak 6 hingga 13 Oktober.
Tahun ini, Komite Nobel menerima 338 nominasi, terdiri atas 244 individu dan 94 organisasi dari seluruh dunia. Di antara nama-nama yang sempat masuk daftar nominasi adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengklaim layak menerima penghargaan tersebut karena upayanya menghentikan sejumlah konflik global. Namun, para pengamat menilai peluangnya sangat kecil dibanding kandidat lain seperti Ruang Tanggap Darurat Sudan dan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ).
Hadiah Nobel Perdamaian 2025 bernilai 11 juta kronor Swedia atau sekitar Rp20 miliar, dan akan diserahkan kepada para pemenang pada 10 Desember 2025, bertepatan dengan hari wafatnya penemu penghargaan ini, Alfred Nobel. Tahun lalu, penghargaan serupa diberikan kepada Nihon Hidankyo, organisasi antinuklir asal Jepang yang terdiri dari para penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki.
Machado meraih Nobel Perdamaian berkat kepemimpinannya yang berani, damai, dan demokratis dalam memperjuangkan perubahan politik di Venezuela. Ia dinilai mewakili semangat oposisi yang tetap konsisten memperjuangkan hak rakyat, baik sebelum maupun selama pemilihan umum yang penuh tekanan.
Dikutip dari Al Jazeera, dukungan internasional mengalir untuk Machado setelah oposisi mempublikasikan hasil penghitungan suara dari sejumlah distrik yang menunjukkan kemenangan mereka. Namun, rezim yang berkuasa menolak hasil tersebut dan tetap mempertahankan kekuasaan.
Dalam pernyataan resminya, Komite Nobel menegaskan bahwa demokrasi adalah fondasi bagi perdamaian abadi, namun kini dunia tengah menghadapi kemunduran demokrasi dengan semakin banyaknya rezim otoriter yang menggunakan kekerasan dan represi.
“Situasi di Venezuela mencerminkan tren global di mana kekuasaan disalahgunakan, hukum dijadikan alat politik, media dibungkam, dan suara-suara kritis dipenjarakan,” tulis pernyataan Komite Nobel.
Penghargaan kepada Maria Corina Machado menjadi simbol penting bagi perjuangan demokrasi dan kebebasan sipil di seluruh dunia, sekaligus pesan kuat bahwa perdamaian sejati tidak dapat dicapai tanpa keadilan dan demokrasi. (*)