TOPMEDIA – Tur tenis putra ATP akan mengalokasikan tambahan hadiah uang sebesar $18,3 juta kepada para pemain, berdasarkan penampilan mereka di sembilan turnamen Masters 1000 musim lalu.
Skema ini merupakan bagian dari program revenue sharing atau bagi hasil yang pertama kali diperkenalkan pada 2022.
Dalam pernyataannya, Kamis (14/8/2025), ATP mengungkapkan bahwa jumlah bonus ini naik signifikan dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai $6,6 juta.
Dengan tambahan tersebut, total kompensasi yang diterima para pemain ATP sepanjang 2024 akan mencetak rekor baru sebesar $261 juta.
Kenaikan ini terjadi di tengah perpanjangan format turnamen Masters, yang kini menghadirkan pertandingan putra dan putri di lokasi yang sama, undian lebih besar, serta jadwal lebih panjang.
Meski dianggap menguntungkan dari sisi komersial, format ini menuai kritik dari sejumlah pemain karena dinilai terlalu melelahkan.
Di balik kebijakan ini, terdapat dorongan dari para atlet yang menuntut peningkatan pendapatan sekaligus peran lebih besar dalam pengambilan keputusan di olahraga tenis profesional.
Situasi semakin memanas setelah Asosiasi Pemain Tenis Profesional (PTPA), organisasi yang didirikan bersama Novak Djokovic mengajukan gugatan class action antimonopoli pada Maret lalu.
Gugatan tersebut ditujukan kepada ATP, tur tenis putri WTA, Federasi Tenis Internasional (ITF), serta Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA), yang mereka sebut sebagai “kartel” karena diduga membatasi kebebasan dan peluang pemain.
Langkah ATP ini diharapkan dapat meredakan sebagian tuntutan para pemain, meski perdebatan soal transparansi dan distribusi pendapatan di dunia tenis profesional diperkirakan masih akan terus berlanjut.