TOPMEDIA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kinerja ekspor produk fesyen Indonesia tumbuh 4,56% pada periode Januari–September 2025, dengan nilai mencapai USD 6,5 miliar atau sekitar Rp108,5 triliun.
Angka ini menunjukkan tren positif sekaligus menegaskan potensi besar industri fesyen tanah air, terutama di sektor modest fashion atau busana Muslim yang tengah naik daun di pasar internasional.
“Ekspor fesyen kita meningkat signifikan. Nilainya sekarang sudah mencapai USD 6,5 miliar. Ini bukti produk kita punya daya saing tinggi,” ujar Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/11/2025).
Menurut Budi, capaian ini menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat mode busana Muslim dunia.
Ia menekankan bahwa produk fesyen lokal yang sudah berstandar ekspor dapat sekaligus membendung masuknya produk impor.
“Kalau produk dalam negeri sudah bagus, masyarakat tentu lebih memilih produk kita daripada produk luar,” tegasnya.
Dalam ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 yang berlangsung pada 6–9 November 2025, Kemendag mencatat adanya penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan kontrak dagang dengan pembeli luar negeri senilai USD 12,28 juta.
Beberapa negara yang hadir dalam pameran tersebut antara lain Malaysia, Prancis, Italia, Singapura, Uni Emirat Arab, Jepang, Sudan, Taiwan, Iran, dan Bahrain.
Kemendag juga berkomitmen memperkuat pendampingan bagi pelaku UMKM agar mampu menembus pasar global.
Program pendampingan meliputi kurasi produk, pembinaan desain, hingga pelatihan ekspor.
“Kami ingin ekspor dinikmati oleh semua, mulai dari perusahaan besar hingga UMKM. Semua harus bisa ekspor,” tambah Budi.
Dengan pertumbuhan ekspor fesyen yang mencapai Rp108,5 triliun, Indonesia semakin menunjukkan potensinya sebagai pemain utama di industri busana Muslim global.
Dukungan pemerintah melalui ajang JMFW dan program pendampingan UMKM diharapkan mampu memperluas akses pasar sekaligus meningkatkan kualitas produk lokal.
“Target kami jelas: menjadikan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia. Dengan kerja sama pemerintah, pelaku usaha, dan UMKM, saya yakin kita bisa mencapainya,” tutup Budi. (*)


















