Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
LIFESTYLE

Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia, Kanker Payudara Bisa Diangkat Tanpa Hilangkan Bentuk Alami

49
×

Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia, Kanker Payudara Bisa Diangkat Tanpa Hilangkan Bentuk Alami

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Kanker payudara masih menjadi ancaman terbesar bagi perempuan di Indonesia. Berdasarkan data World Cancer Research Fund tahun 2022, penyakit ini menempati urutan kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita di dunia. Sementara itu, Global Cancer Observatory di tahun yang sama mencatat, terdapat 66.271 kasus baru kanker payudara di Indonesia, menjadikannya jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak sekaligus penyebab kematian tertinggi di antara perempuan, melampaui kanker serviks dan ovarium.

Namun, tantangan tidak berhenti di sana. Setelah operasi pengangkatan kanker, banyak pasien menghadapi proses rekonstruksi payudara yang rumit dan penuh risiko. Selain faktor medis, aspek estetika pascaoperasi juga berpengaruh besar terhadap kepercayaan diri dan kualitas hidup pasien. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya sebuah terobosan baru di dunia medis Indonesia.

HALAL BERKAH

Pada 16 Agustus 2025, RSU Bunda Jakarta di bawah naungan PT Bundamedik Tbk (BMHS) berhasil melakukan operasi Robotic Skin Sparing Mastectomy, sebuah prosedur bedah minimal invasif yang memanfaatkan teknologi robotik untuk mengangkat jaringan kanker payudara tanpa mengubah bentuk anatomi alami payudara. Prestasi ini sekaligus menandai pelaksanaan operasi bedah robotik pertama untuk kanker payudara di Indonesia.

Baca Juga:  Tasya Farasya Dikabarkan Gugat Cerai Suami, Kekayaan Sang Beauty Vlogger Jadi Sorotan
Peluncuran Operasi Robotic Skin Sparing Mastectomy Pertama di Indonesia di RSU Bunda Jakarta.

Menurut Dr. dr. Ivan Rizal Sini, Sp.OG, FRANZCOG, GDRM, MMIS, selaku President Commissioner PT Bundamedik Tbk, BMHS telah menjadi pionir dalam pengembangan teknologi bedah robotik sejak 2012. “Kini fokus kami bukan hanya pada inovasi teknologi, tetapi juga pembangunan ekosistem menyeluruh, dari tim multidisiplin, infrastruktur, hingga edukasi pasien. Kami ingin memastikan layanan robotic surgery menjadi solusi yang aman, presisi, dan berdaya saing global,” ujarnya dalam konferensi peluncuran prosedur tersebut di Jakarta, Oktober lalu.

Keberhasilan operasi ini merupakan hasil kolaborasi erat antara berbagai disiplin ilmu di RSU Bunda Jakarta, mulai dari dokter onkologi, bedah plastik rekonstruksi, anestesi, hingga radiologi dan perawat terlatih. Berkat koordinasi yang solid, prosedur berjalan lancar tanpa komplikasi intraoperatif, membuktikan kesiapan rumah sakit ini dalam mengadopsi teknologi medis mutakhir.

Baca Juga:  Viral! Tank Militer Melintas di Depan Tunjungan Plaza Surabaya, Netizen Heboh

Dr. Reza Musmarliansyah, Sp.B, Subsp.Onk (K). FICRS, Dokter Spesialis Bedah Onkologi RSU Bunda Jakarta, menjelaskan bahwa teknologi bedah robotik memungkinkan dokter bekerja dengan presisi jauh lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. “Dengan sistem robotik, jaringan kanker dapat diangkat secara optimal tanpa banyak mengganggu jaringan sehat. Selain itu, pasien bisa pulih lebih cepat, risiko komplikasi lebih rendah, dan hasil estetika jauh lebih baik, sehingga kualitas hidup pascaoperasi tetap terjaga,” jelasnya.

Dari sisi rekonstruksi, dr. Afriyanti Sandhi, SpBP-RE, FLB, MARS, Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik RSU Bunda Jakarta, menekankan pentingnya keseimbangan antara hasil medis dan keindahan bentuk.
“Operasi ini tidak hanya mengangkat jaringan kanker, tetapi juga sekaligus membentuk kembali payudara agar tampak alami. Dengan begitu, pasien bisa pulih lebih cepat dan kembali percaya diri. Pendekatan multidisiplin ini memastikan pemulihan optimal, baik secara fisik maupun psikologis,” katanya.

Baca Juga:  Lifestyle & Entrepreneurship: Batik Surabaya Dikenalkan ke Pasar Internasional

Teknologi robotik yang digunakan dalam prosedur ini menghadirkan standar baru dalam dunia pembedahan. Dengan tangan robotik yang mampu bergerak 360 derajat, kamera 3D berdefinisi tinggi yang memperbesar area operasi hingga 10 kali lipat, serta sistem penstabil untuk mengurangi tremor, dokter dapat melakukan tindakan dengan akurasi luar biasa.

Prosedur dilakukan melalui sayatan kecil berukuran hanya 3–5 milimeter, yang berarti trauma operasi lebih ringan, risiko komplikasi lebih rendah, serta waktu pemulihan jauh lebih singkat. Tak hanya itu, bentuk alami payudara pasien tetap dapat dipertahankan, memberikan hasil rekonstruksi yang lebih natural dan meningkatkan rasa percaya diri pascaoperasi.

Dengan keberhasilan ini, RSU Bunda Jakarta dan BMHS menegaskan komitmennya sebagai pelopor inovasi medis di Indonesia—membuka babak baru dalam penanganan kanker payudara yang tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga menjaga keindahan dan kualitas hidup perempuan Indonesia. (*)

TEMANISHA.COM