Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
LIFESTYLE

Susu Rendah Lemak vs Penuh Lemak: Mana Sebenarnya yang Lebih Baik untuk Tubuh?

28
×

Susu Rendah Lemak vs Penuh Lemak: Mana Sebenarnya yang Lebih Baik untuk Tubuh?

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Selama bertahun-tahun, banyak orang percaya bahwa susu rendah lemak adalah pilihan paling sehat. Iklan, panduan gizi, hingga anjuran dokter selalu menekankan bahwa lemak jenuh dalam susu bisa memicu penyakit jantung. Tapi, benarkah susu rendah lemak selalu lebih unggul dibandingkan susu penuh lemak?

Pandangan itu berawal dari tahun 1980, ketika Dietary Guidelines for Americans pertama kali menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh. Sejak itu, lembaga-lembaga besar seperti WHO dan American Heart Association ikut menganjurkan hal serupa. Akibatnya, banyak orang mulai meninggalkan susu penuh lemak dan beralih ke versi rendah atau tanpa lemak.

HALAL BERKAH

Namun, seiring waktu, muncul semakin banyak penelitian yang menggugat anggapan lama tersebut. Dr. Dariush Mozaffarian, profesor kedokteran di Universitas Tufts, menyebut bahwa sebagian besar penelitian tentang lemak susu tidak menemukan manfaat signifikan dari memilih versi rendah lemak. Bahkan, sejumlah studi justru menunjukkan bahwa efek kesehatan antara susu rendah lemak dan penuh lemak tidak jauh berbeda.

Baca Juga:  Job Hugging, Tren Baru Dunia Kerja: Aman atau Justru Bikin Karier Stagnan?

Sebuah penelitian besar yang diterbitkan di jurnal The Lancet pada 2018 melibatkan lebih dari 136.000 orang dari 21 negara dan berlangsung selama sembilan tahun. Hasilnya cukup mengejutkan: mereka yang rutin mengonsumsi dua porsi atau lebih produk susu per hari memiliki risiko 22 persen lebih rendah terkena penyakit jantung dan 17 persen lebih rendah risiko kematian dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi susu sama sekali. Dan menariknya, mereka yang mengonsumsi lebih banyak lemak jenuh dari susu tidak mengalami peningkatan risiko penyakit jantung.

Peneliti lain, Dr. Ronald Krauss dari Universitas California, San Francisco, menjelaskan bahwa tidak semua lemak jenuh bersifat sama. Lemak jenuh dalam susu memiliki karakteristik unik yang justru bisa memberi efek netral, bahkan bermanfaat bagi tubuh. Beberapa studi menunjukkan bahwa lemak susu dapat membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung koroner.

Baca Juga:  Musim Tabebuya di Surabaya, Warna-warni Bunga Hiasi Jalan A Yani

Marie-Caroline Michalski, peneliti dari Institut Nasional Pertanian dan Pangan Prancis, menemukan bahwa lemak susu memiliki struktur alami yang disebut milk fat globule membrane. Struktur ini membantu mengikat kolesterol di saluran pencernaan sehingga bisa berdampak positif pada kadar kolesterol darah. Selain itu, produk susu fermentasi seperti yoghurt dan keju terbukti lebih baik karena mengandung bakteri baik dan vitamin K yang berperan penting untuk kesehatan jantung.

Jadi, mungkin sudah saatnya kita berhenti menganggap lemak dalam susu sebagai “penjahat.” Susu penuh lemak bukan berarti buruk, asalkan dikonsumsi dalam jumlah wajar dan menjadi bagian dari pola makan seimbang. Kadang, tubuh kita tidak butuh pilihan paling rendah lemak, melainkan yang paling alami dan sesuai dengan kebutuhan. (*)

TEMANISHA.COM