Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Ngeri! Air Hujan Mengandung Mikroplastik

13
×

Ngeri! Air Hujan Mengandung Mikroplastik

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi hujan. (Foto: Pinterest)
toplegal

TOPMEDIA – Terdapat temuan terkait air hujan yang selama ini dianggap bersih dan menyegarkan ternyata tidak sepenuhnya bebas polusi.

Dari hasil penelitian terbaru dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berasal dari aktivitas manusia di wilayah perkotaan.

HALAL BERKAH

Dalam temuan ini menjadi sinyal sebagai peringatan bahwa pencemaran plastik kini tidak hanya menjangkau laut dan tanah, tetapi juga telah masuk ke atmosfer.

Muhammad Reza Cordova dari Peneliti BRIN menjelaskan bahwa riset yang dilakukan sejak tahun 2022 melihatkan adanya mikroplastik di setiap sampel air hujan yang dikumpulkan di Jakarta.

Partikel-partikel kecil ini berasal dari degradasi limbah plastik yang terangkat ke udara akibat berbagai aktivitas manusia.

Baca Juga:  Jepang Tetapkan Status Epidemi Influenza Nasional, Lonjakan Kasus Bikin RS Penuh dan Sekolah Diliburkan

“Mikroplastik ini berasal dari aktivitas manusia di kota besar. Misalnya serat sintetis dari pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran terbuka sampah plastik, serta degradasi plastik di lingkungan terbuka,” katanya dilansir detikHealth, Senin (20/10/2025).

Bagaimana Mikroplastik Bisa Turun Bersama Hujan?

Reza menjelaskan bahwa plastik kini telah memiliki “siklus” sendiri di atmosfer. Mikroplastik dapat terangkat ke udara melalui debu jalanan, asap pembakaran, maupun aktivitas industri, kemudian terbawa angin dan akhirnya turun kembali bersama air hujan, proses ini disebut atmospheric microplastic deposition.

“Siklus plastik tidak berhenti di laut. Ia naik ke langit, berkeliling bersama angin, lalu turun lagi ke bumi lewat hujan,” ungkapnya.

Baca Juga:  KPK Selidiki Menteri Agama dalam Kasus Korupsi Kuota Haji, Singgung Pembagian Kuota yang Bermasalah

Secara otomatis kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena ukuran mikroplastik sangat kecil, bahkan lebih halus dari debu, sehingga mudah terhirup atau tertelan melalui air dan makanan.

Plastik yang mengandung bahan tambahan seperti ftalat, bisfenol A (BPA), dan logam berat yang dapat terlepas ke lingkungan saat terurai dan ini akan sangat membahayakan. Di udara, partikel tersebut juga dapat mengikat polutan lain seperti hidrokarbon dari asap kendaraan.

“Jadi sifat beracunnya bukan dari air hujannya langsung, tapi dari partikel mikroplastik, bahan additive dan polutan lain yang terbawa di dalamnya,” tegas Reza. (*)

TEMANISHA.COM