Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Industri Manufaktur Indonesia Tumbuh 5,60% di Tengah Geopolitik Global, Jadi Penopang Ekonomi Nasional

17
×

Industri Manufaktur Indonesia Tumbuh 5,60% di Tengah Geopolitik Global, Jadi Penopang Ekonomi Nasional

Sebarkan artikel ini
Industri Manufaktur masih menjadi tulang punggung perekonomian. (Foto: Do. IISIA)
toplegal

TOPMEDIA – Di tengah tekanan geoekonomi dan dinamika geopolitik global, sektor industri manufaktur Indonesia menunjukkan ketahanan dan performa yang mengesankan.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Tri Supondy, menyatakan bahwa sektor ini berhasil tumbuh sebesar 5,60% secara tahunan (YoY) pada triwulan II 2025. Angka tersebut bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,12%.

HALAL BERKAH

Pertumbuhan ini berasal dari sektor Industri Pengolahan Nonmigas (IPNM), yang terus menunjukkan tren ekspansif dan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

“Sektor IPNM memberikan kontribusi sebesar 16,92% terhadap PDB nasional, mencerminkan peran strategisnya sebagai tulang punggung perekonomian,” ujar Tri dalam sosialisasi Permenperin No 26/2025 di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Baca Juga:  Potensi Wirausaha di Sektor Industri Kreatif: Motor Baru Ekonomi Digital Indonesia

Ekspor, Investasi, dan Daya Saing Global

Dari sisi ekspor, sektor IPNM mencatat nilai ekspor sebesar USD 147,95 miliar atau sekitar Rp 2.441 triliun (kurs Rp 16.500) selama periode Januari–Agustus 2025.

Angka ini menyumbang 79,92% dari total ekspor nasional yang mencapai USD 185,13 miliar atau Rp 3.054 triliun. Capaian ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur tetap menjadi motor utama ekspor Indonesia.

Kepercayaan investor terhadap sektor ini juga tetap solid. Realisasi investasi industri manufaktur pada semester I 2025 mencapai Rp 366,6 triliun, atau 38,88% dari total investasi nasional.

Seiring dengan itu, sektor IPNM telah menyerap 19,60 juta tenaga kerja hingga Februari 2025, setara dengan 13,45% dari total tenaga kerja nasional.

Baca Juga:  Berkontribusi terhadap PDB Indonesia: Entrepreneur Jadi Pilar Ekonomi yang Terus Menguat

Optimisme pelaku usaha tercermin melalui Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang mencapai 53,02 pada September 2025, serta Purchasing Managers Index (PMI) sebesar 50,4.

Kedua indikator ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur berada dalam fase ekspansi dan terus bergerak positif.
Secara global, daya saing industri manufaktur Indonesia juga semakin kuat. Berdasarkan data World Bank, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada 2024 mencapai USD 265,07 miliar.

Pencapaian ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 dunia, ke-5 di Asia, dan peringkat pertama di ASEAN.
Kinerja sektor industri manufaktur Indonesia pada 2025 menjadi bukti nyata bahwa sektor ini mampu bertahan dan tumbuh di tengah tantangan global.

Baca Juga:  Potensi Keuntungan di Tengah Perang Dagang, Ini yang Bisa Dimanfaatkan Indonesia

Dengan kontribusi signifikan terhadap PDB, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja, industri pengolahan nonmigas terus memperkuat posisinya sebagai pilar utama ekonomi nasional.

Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk menjaga momentum ini dengan kebijakan yang mendukung ekspansi industri, peningkatan daya saing, dan penciptaan lapangan kerja.

Di tengah ketidakpastian global, sektor manufaktur Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan ekonomi dapat dibangun dari dalam negeri. (*)

TEMANISHA.COM