TOPMEDIA – Tanda-tanda Patrick Kluivert tak bakal lama menukangi Timnas Indonesia begitu santer setelah gagal membawa Timnas Indonesia menembus Piala Dunia 2026.
Di babak penentuan ronde keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan dua tim timur tengah, Arab Saudi dan Irak, Jay Idzes dkk gagal meraih hasil positif.
Timnas Indonesia kalah 3-2 melawan Arab Saudi dan dibungkam 1-0 saat meladeni Irak. Berikut 5 pelatih yang bisa digaet menjadi penggantinya.
1. Erik Ten Hag
Mantan pelatih Manchester United dan juga berkebangsaan Belanda ini masih menganggur setelah dipecat oleh Bayer Leverkusen. Dia bisa menjadi pelatih Belanda berikutnya untuk menangani Indonesia yang mayoritas diisi talenta dari negeri Kincir Angin itu.
2. Mark Van Bommel
Nama lengkapnya Mark Peter Gertuda Andreas van Bommel kelahiran 22 April 1977. Dia seorang pelatih dan mantan pemain timnas Belanda, sama seperti Kluivert.
Tak lagi menjadi manajer tim Belgia, Royal Antwerp, kini Bommel menganggur dan bisa menjadi pilihan jika dibutuhkan pelatih berkebangsaan Belanda lagi.
3. Phillip Cocu
Pelatih Belanda lainnya ada nama Phillip John-William Cocu. Lahir 29 Oktober 1970, Cocu adalah pelatih dan mantan pemain sepak bola Belanda.
Terakhir dirinya melatih klub Liga Championship Inggris, Derby County. Kini, Cocu bisa menjadi pilihan pelatih Belanda lainnya.
4. Bernardo Tavares
Nama ini bukan orang Belanda, namun kiprahnya di sepak bola Indonesia bukan kaleng-kaleng. Pernah juara bersama PSM Makassar musim 2022-2023.
Tavares datang dari Portugal, kini ia tak lagi berada di tim Juku Eja. Pelatih dengan keahlian membesut pemain muda ini bisa menjadi opsi barisan pelatih untuk menambah wawasan baru kultur sepak bola Eropa.
5. Shin-Tae Yong
Pasca kepulangan dirinya ke Korea, pelatih yang dicintai masyarakat Indonesia ini melatih Ulsan HD. Sayangnya, dari 10 laga dia hanya menang dua kali, dan kalah sebanyak sisanya.
Namanya digemakan di Jeddah karena insan bola tanah air belum bisa move-on dari kepergiannya. Untuk memulangkan pelatih yang pernah mengalahkan Jerman saat membesut Korea Selatan itu tidak terlalu sulit. (*)