Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
INTERNATIONAL

Jadi Korban Manipulasi Klinik Estetika, Lansia di Beijing Habiskan Rp 1,1 Miliar

14
×

Jadi Korban Manipulasi Klinik Estetika, Lansia di Beijing Habiskan Rp 1,1 Miliar

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi prosedur estetika. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Di tengah gempuran standar kecantikan yang terus dipromosikan melalui media sosial, tekanan untuk tampil menarik kini tidak lagi terbatas pada usia muda. Lansia pun ikut terdorong untuk mengejar penampilan ideal, bahkan dengan cara yang ekstrem.

Salah satu kasus yang menyita perhatian publik datang dari Beijing, Tiongkok, di mana seorang wanita berusia hampir 70 tahun diketahui telah menjalani lebih dari 20 prosedur kecantikan dalam tiga tahun terakhir, dengan total biaya mencapai 480.000 yuan atau sekitar Rp 1,1 miliar.

HALAL BERKAH

Melansir South China Morning Post (SCMP), Kisah ini terungkap setelah sang ibu meninggal dunia pada 27 Juni 2025. Putranya, yang bermarga Yan, menemukan deretan pesan dan panggilan tak terjawab dari seseorang bernama ‘Cuicui’ di ponsel ibunya saat membereskan barang-barang pribadi.

Rasa penasaran berubah menjadi keterkejutan besar ketika Yan mengetahui bahwa ibunya telah menjadi pelanggan tetap di klinik Beijing Yuanda Wanfang Beauty Technology Co., Ltd.

Baca Juga:  Pemerintah Siap Terbitkan Dim Sum Bond Kuartal IV 2025, Apa Itu Dim Sum Bond?

Padahal, sang ibu dikenal sebagai sosok hemat dan sederhana, dengan riwayat medis yang membuatnya sensitif terhadap prosedur kosmetik.

Menurut Yan, sang ibu dikenal sebagai sosok hemat dan sederhana. Dengan pensiunan bulanan kurang dari 6.000 yuan (sekitar Rp 14 juta), ia menjalani hidup tanpa riasan dan memiliki riwayat kelumpuhan wajah yang membuatnya sensitif terhadap prosedur medis.

Namun, staf klinik kecantikan tersebut berhasil membujuk sang ibu untuk menjalani serangkaian perawatan kosmetik yang dinilai tidak perlu.

Bahkan dalam kurun waktu dua bulan, sang ibu menghabiskan lebih dari 200.000 yuan (sekitar Rp 466 juta).
Yan mengaku tidak pernah melihat perubahan signifikan pada wajah ibunya meskipun telah menjalani puluhan prosedur mahal.

Baca Juga:  Ketua Dewan Filipina Mundur Menyusul Anggaran Palsu Infrastruktur

Ia mempertanyakan etika klinik tersebut yang tetap melayani prosedur pada wanita lansia dengan kondisi medis sensitif.

“Bagaimana mungkin kalian tega melakukan prosedur seperti itu pada wanita berusia 60-an? Apakah kalian tidak punya hati nurani?,” ujar Yan dengan nada emosional.

Lebih menyedihkan lagi, sebelum meninggal dunia, sang ibu diketahui berulang kali memohon pengembalian uang kepada ‘Cuicui’, dengan alasan telah kehabisan tabungan.

Namun permintaan itu ditolak mentah-mentah. Ketika Yan mencoba menuntut refund ke pihak klinik, mereka menolak dengan alasan bahwa semua prosedur telah dilakukan dan tidak bisa dikembalikan.

“Saya hanya menginginkan pengembalian penuh. Saya hanya ingin mengingatkan keluarga lain agar lebih sering berbicara dengan orang tua mereka, supaya tidak terjerumus atau dimanipulasi seperti ini,” kata Yan kepada platform konsumen Black Cat.

Kasus ini memicu kemarahan publik di Tiongkok. Banyak netizen menyalahkan klinik kecantikan yang dianggap tidak bermoral dan memanfaatkan kerentanan lansia demi keuntungan finansial.

Baca Juga:  Keindahan Alam Pink Beach Pulau Komodo Raih Penghargaan Pantai Terindah Dunia

“Benar-benar tidak bermoral. Demi uang, mereka tega menipu lansia,” tulis seorang pengguna internet.

Komentar lain mempertanyakan apakah kecemasan terhadap penampilan kini telah menyasar kelompok usia lanjut. Ada pula yang menyoroti sisi emosional dari kasus ini, menyebut bahwa mungkin klinik tersebut menjadi tempat sang ibu mencari perhatian dan pelarian dari kesepian.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa tekanan sosial untuk tampil sempurna kini melampaui batas usia dan kondisi fisik.

Di tengah maraknya industri estetika yang menjanjikan perubahan instan, lansia menjadi kelompok rentan yang mudah dimanipulasi secara emosional dan finansial. Edukasi keluarga, pengawasan terhadap praktik klinik kecantikan, serta regulasi yang lebih ketat menjadi langkah penting agar tragedi serupa tidak terulang. (*)

TEMANISHA.COM