TOPMEDIA – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) diproyeksikan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025.
Dengan jumlah pelaku usaha yang mencapai lebih dari 65 juta unit, sektor UMKM berpotensi menyumbang lebih dari 65% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional atau mencapai Rp 11.000 triliun pada 2025.10.
Hal ini didorong oleh digitalisasi, pembiayaan inklusif, dan penguatan ekosistem usaha mikro.
Pemerintah pun terus memperkuat strategi digitalisasi, pembiayaan inklusif, dan pendampingan usaha agar kontribusi sektor ini semakin optimal.
Kontribusi UMKM ke PDB
Kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia menunjukkan tren yang stabil dan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2021, UMKM menyumbang sekitar 61,07% dari total PDB nasional, dengan nilai mencapai Rp 8,573,89 triliun.
Angka ini mencerminkan peran vital sektor UMKM dalam menopang ekonomi, terutama di masa pemulihan pascapandemi.
Memasuki tahun 2022, kontribusi UMKM tetap berada di kisaran 61%, dengan estimasi nilai sekitar Rp 9.200 triliun, seiring meningkatnya aktivitas ekonomi dan digitalisasi usaha kecil.
Pada tahun 2023, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp 9.580 triliun, masih mempertahankan porsi 61% dari total PDB, menurut data dari KADIN dan GoodStats.
Pada tahun 2024 kontribusi UMKM ke PDB yakni 61% atau sekitar Rp 10.300 triliun. Melihat tren tersebut, pemerintah menargetkan peningkatan kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menjadi 65% pada tahun 2025.
Dengan proyeksi PDB Indonesia mencapai sekitar Rp 16.900 triliun, maka kontribusi UMKM diperkirakan akan menembus angka Rp 11.000 triliun.
Strategi Pemerintah dan Proyeksi Ekonomi
Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa target kontribusi UMKM terhadap PDB pada 2025 bisa meningkat hingga 65%, seiring dengan perluasan akses pasar dan adopsi teknologi digital.
Program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), digital onboarding, dan pelatihan kewirausahaan menjadi pilar utama dalam mendorong produktivitas dan daya saing UMKM.
Selain itu, pemerintah juga memperkuat sinergi lintas kementerian dan lembaga untuk memperluas akses pembiayaan, termasuk melalui fintech dan koperasi modern.
Sektor-sektor unggulan seperti kuliner, fesyen, kerajinan, dan agribisnis menjadi fokus pengembangan karena memiliki potensi ekspor dan penyerapan tenaga kerja tinggi.
Dengan dukungan kebijakan yang terintegrasi dan dorongan digitalisasi, UMKM Indonesia berpeluang besar menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025.
Kontribusi terhadap PDB diperkirakan meningkat signifikan, sekaligus membuka lapangan kerja dan memperkuat ketahanan ekonomi lokal.
Pemerintah dan pelaku usaha perlu terus berkolaborasi agar transformasi UMKM berjalan efektif dan inklusif di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, pemerintah juga memperkuat sinergi lintas kementerian dan lembaga untuk memperluas akses pembiayaan, termasuk melalui fintech dan koperasi modern. (*)