Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

6 Usaha Kreatif Anak Muda yang Lahir dari Tren FOMO

43
×

6 Usaha Kreatif Anak Muda yang Lahir dari Tren FOMO

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi admin media sosial. (Foto: Pinterest)
toplegal

TOPMEDIA – Fenomena FOMO atau Fear of Missing Out semakin memengaruhi gaya hidup dan pilihan usaha anak muda di Indonesia.

Dorongan untuk tidak ketinggalan tren, terutama yang viral di media sosial, mendorong generasi muda untuk cepat menangkap peluang bisnis yang sedang naik daun.

HALAL BERKAH

Berbekal kreativitas, akses teknologi, dan semangat komunitas digital, mereka membangun usaha yang bukan hanya mengikuti tren, tetapi juga mampu menciptakan pasar baru.

Dari produk gaya hidup hingga layanan berbasis teknologi, berikut enam jenis usaha yang paling banyak ditekuni anak muda saat ini sebagai respons terhadap tren FOMO yang berkembang pesat.

6 Usaha Anak Muda yang Tumbuh dari Tren FOMO

Baca Juga:  Pelaku Usaha Konveksi di Surabaya Bertahan di Tengah Gempuran Produk Impor dan Efisiensi Anggaran

1. Jasa Manajemen Konten dan Branding Digital
Banyak anak muda membuka jasa pengelolaan media sosial untuk influencer, UMKM, dan tokoh publik. Mereka menawarkan strategi konten, desain visual, dan analisis performa agar klien tetap relevan dan viral di platform digital.

2. Bisnis Skincare dan Kosmetik Lokal
Tren kecantikan yang viral di TikTok dan Instagram mendorong lahirnya brand skincare lokal. Anak muda memanfaatkan FOMO konsumen terhadap produk glowing, anti-aging, dan vegan-friendly untuk menciptakan lini produk dengan kemasan estetik dan harga kompetitif.

3. Kuliner Viral dan Cloud Kitchen
Usaha makanan berbasis tren seperti dessert box, croffle, atau rice bowl kekinian tumbuh pesat. Sistem cloud kitchen memungkinkan anak muda menjangkau pelanggan secara efisien melalui layanan pesan antar tanpa perlu membuka gerai fisik.

Baca Juga:  Pemulihan Cagar Budaya Surabaya: Momentum Sinergi Antara Sejarah, Gaya Hidup, dan Peluang Ekonomi Kreatif

4. Fashion Limited Edition dan Custom Merchandise
Kaos sablon, tote bag, dan hoodie dengan desain unik atau edisi terbatas menjadi incaran. Strategi “limited drop” memicu rasa FOMO pembeli dan menciptakan eksklusivitas yang meningkatkan nilai jual produk.

5. Podcast dan Konten Edukasi Digital
Dengan meningkatnya minat terhadap konten audio dan edukatif, banyak anak muda memulai podcast bertema self-growth, karier, atau isu sosial. Platform seperti Spotify dan YouTube menjadi media utama untuk membangun komunitas pendengar yang loyal.

6. Jasa Prompt AI dan Desain Digital
Seiring maraknya penggunaan AI seperti ChatGPT dan Midjourney, muncul jasa pembuatan prompt, desain AI-art, dan konsultasi digital kreatif. Anak muda yang melek teknologi memanfaatkan celah ini untuk menawarkan layanan yang belum banyak dikuasai pasar umum.

Baca Juga:  Baru 17 Persen UMKM di Indonesia yang Punya Legalitas

Tren FOMO bukan hanya menciptakan konsumsi impulsif, tetapi juga mendorong anak muda untuk lebih kreatif dan responsif terhadap peluang usaha.

Enam jenis bisnis di atas menunjukkan bagaimana generasi muda mampu mengubah tekanan sosial menjadi inovasi ekonomi.

Dengan dukungan teknologi, komunitas digital, dan semangat adaptif, usaha-usaha ini berpotensi menjadi fondasi ekonomi kreatif yang berkelanjutan di masa depan. (*)

TEMANISHA.COM