TOPMEDIA – Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk mempercepat hilirisasi sektor pertanian sebagai strategi utama dalam mendorong pertumbuhan ekspor dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa selama ini Indonesia terlalu bergantung pada ekspor komoditas mentah yang kemudian diolah negara lain dan dijual kembali dengan nilai tambah berlipat.
“Kini saatnya Indonesia memimpin hilirisasi komoditasnya sendiri agar nilai tambah ekspor bisa dinikmati oleh petani dan pelaku usaha lokal,” ujar Amran dikutip Sabtu (4/10/2025).
Skema Investasi Rp 371,6 Triliun untuk Hilirisasi Pertanian
Untuk mendukung program hilirisasi, pemerintah telah menyiapkan skema investasi senilai Rp 371,6 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur pengolahan, memperkuat rantai pasok, dan membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian.
Skema pembiayaan akan melibatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sektor swasta.
Untuk rincian alokasi investasinya yakni KUR sebesar Rp 189,4 triliun atau sekitar 51%, sektor swasta sebesar Rp 92,9 triliun atau sekitar 25%, dan BUMN sebesar Rp 89,1 triliun atau sebesar 24%.
Komoditas yang menjadi fokus hilirisasi antara lain kelapa dalam, kakao, mete, kopi, tebu, kelapa sawit, lada/pala, dan ubi kayu.
Kinerja Ekspor dan Produksi Pertanian Terus Meningkat
Sektor pertanian menunjukkan tren positif dalam ekspor dan produksi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 38,25% pada Januari–Agustus 2025, mencapai USD 4,57 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 3,30 miliar.
Khusus untuk Agustus 2025, ekspor sektor pertanian mencapai USD 0,6 miliar, naik 10,98% dibandingkan Agustus 2024. Secara keseluruhan, ekspor nonmigas Indonesia pada bulan tersebut mencapai USD 23,89 miliar.
Selain ekspor, produksi beras nasional juga mengalami lonjakan. BPS memperkirakan produksi beras Januari–November 2025 mencapai 33,19 juta ton, naik 12,62% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Kesejahteraan petani turut meningkat, tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP) nasional yang naik menjadi 124,36 pada September 2025.
Langkah strategis pemerintah dalam mendorong hilirisasi sektor pertanian menjadi kunci untuk meningkatkan nilai ekspor, memperkuat ekonomi lokal, dan menyejahterakan petani.
Dengan dukungan investasi besar dan tren positif ekspor serta produksi, Indonesia berpeluang besar menjadi pemimpin regional dalam pengolahan komoditas pertanian bernilai tinggi. (*)