Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

Franchise vs Usaha Mandiri, Mana yang Lebih Menguntungkan?

33
×

Franchise vs Usaha Mandiri, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Sebarkan artikel ini
toplegal

TOPMEDIA – Di tengah meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap wirausaha, banyak calon pelaku bisnis dihadapkan pada dua pilihan: memulai usaha dari nol atau bergabung dengan sistem franchise (waralaba).

Keduanya memiliki kelebihan dan tantangan masing-masing, namun dalam banyak kasus, membuka usaha secara franchise dinilai lebih menguntungkan, terutama bagi pemula yang ingin meminimalkan risiko dan mempercepat pertumbuhan bisnis.

HALAL BERKAH

Apa Itu Franchise?

Franchise adalah model bisnis di mana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menjalankan usaha dengan menggunakan nama, sistem, dan dukungan dari merek tersebut.

Di Indonesia, bisnis franchise berkembang pesat di sektor makanan dan minuman, ritel, pendidikan, dan jasa.

Keuntungan Membuka Usaha Secara Franchise

1. Brand Sudah Dikenal Pasar
Franchise menawarkan kekuatan merek yang sudah memiliki reputasi dan basis pelanggan. Ini memudahkan proses pemasaran dan membangun kepercayaan konsumen sejak hari pertama.

Contoh: Membuka gerai kopi lokal mungkin butuh waktu untuk dikenal, sementara franchise seperti Janji Jiwa atau Kopi Kenangan sudah memiliki penggemar setia.

2. Sistem Operasional Siap Pakai
Franchisee mendapatkan sistem bisnis yang sudah teruji, mulai dari SOP, manajemen stok, pelatihan karyawan, hingga sistem kasir. Ini menghemat waktu dan biaya riset operasional.

3. Dukungan Pelatihan dan Manajemen
Franchisor biasanya menyediakan pelatihan awal dan pendampingan berkala, sehingga pemilik usaha tidak merasa sendirian dalam menjalankan bisnis.

4. Promosi Terpusat dan Efektif
Franchisee mendapat manfaat dari promosi nasional atau regional yang dilakukan oleh pusat. Ini termasuk kampanye digital, iklan media, dan program loyalitas pelanggan.

5. Akses Lebih Mudah ke Supplier dan Bahan Baku
Franchisee biasanya mendapat akses ke jaringan supplier yang sudah terintegrasi, dengan harga kompetitif dan kualitas terjamin.

6. Potensi ROI Lebih Cepat
Karena brand sudah dikenal dan sistem bisnis sudah berjalan, potensi balik modal (Return on Investment) bisa lebih cepat dibanding usaha mandiri yang butuh waktu membangun dari nol.

Baca Juga:  Universitas Ciputra Gandeng Saza Coffee Jepang Buka Peluang Magang Internasional

Tantangan Usaha Franchise yang Perlu Diwaspadai

Usaha franchise atau waralaba menjadi pilihan populer bagi banyak wirausahawan karena menawarkan sistem bisnis yang sudah terbukti dan dukungan operasional dari pusat.

Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang perlu dipahami agar tidak terjebak dalam ekspektasi yang keliru.

Inilah beberapa tantangan usaha franchise yang patut diwaspadai:
1. Keterbatasan Kreativitas dan Inovasi
Franchisee wajib mengikuti standar operasional, menu, desain, dan strategi pemasaran dari franchisor. Ini membatasi ruang untuk berinovasi atau menyesuaikan produk dengan selera lokal.

Contoh: Kamu tidak bisa menambahkan menu khas Jawa Timur ke dalam franchise makanan nasional tanpa persetujuan pusat.

2. Biaya Royalti dan Fee Berkala
Sebagian besar franchise mewajibkan pembayaran royalti bulanan atau persentase dari omzet. Ini bisa mengurangi margin keuntungan, terutama jika penjualan belum stabil.

3. Ketergantungan pada Reputasi Brand Pusat
Jika franchisor mengalami krisis reputasi, skandal, atau penurunan kualitas, dampaknya akan langsung dirasakan oleh seluruh jaringan, termasuk gerai milikmu.

4. Persaingan Internal Antar Franchisee
Beberapa franchisor membuka banyak gerai dalam satu wilayah, yang bisa menyebabkan persaingan antar franchisee sendiri dan memecah pasar.

5. Kontrak dan Batasan Legal
Perjanjian franchise biasanya bersifat jangka panjang dan mengikat. Jika ingin keluar atau mengubah model bisnis, prosesnya bisa rumit dan berisiko hukum.

6. Ketergantungan pada Supply Chain Pusat
Franchisee sering diwajibkan membeli bahan baku dari supplier resmi franchisor. Jika terjadi gangguan pasokan atau harga naik, kamu tidak bisa mencari alternatif sendiri.

7. Target Penjualan dan Evaluasi Berkala
Franchisor biasanya menetapkan target penjualan dan melakukan audit rutin. Jika performa tidak sesuai, bisa ada sanksi atau bahkan pencabutan lisensi.

Keuntungan Usaha Mandiri Dibandingkan Franchise

Meski franchise menawarkan sistem siap pakai dan brand yang sudah dikenal, usaha mandiri tetap menjadi pilihan menarik bagi banyak wirausahawan yang ingin membangun identitas bisnis sendiri.
Berikut beberapa keuntungan jika menjalankan usaha secara mandiri:

Baca Juga:  Buka Sewa Sepatu Adidas, Surya Adi Meraup Untung dari Tren Casual yang Marak

1. Kebebasan Penuh dalam Pengambilan Keputusan
Pemilik usaha mandiri memiliki kontrol penuh atas semua aspek bisnis, dari branding, produk, harga, hingga strategi pemasaran. Tidak ada batasan dari franchisor yang mengatur standar operasional atau desain toko.

Contoh: Kamu bisa mengubah menu, menyesuaikan harga, atau mengubah konsep toko sesuai tren lokal tanpa harus minta izin pusat.

2. Kreativitas Tanpa Batas
Usaha mandiri memungkinkan kamu mengekspresikan ide dan inovasi secara bebas. Kamu bisa menciptakan produk unik, desain interior khas, atau kampanye promosi yang sesuai dengan karakter bisnis dan target pasar.

3. Biaya Awal Lebih Fleksibel
Franchise biasanya memerlukan biaya awal yang besar, termasuk franchise fee, royalty, dan biaya pelatihan. Usaha mandiri bisa dimulai dengan modal yang lebih fleksibel dan disesuaikan dengan skala bisnis.

4. Tidak Terikat Royalti atau Fee Berkala
Dalam franchise, kamu wajib membayar royalti atau fee bulanan kepada franchisor. Usaha mandiri bebas dari kewajiban tersebut, sehingga seluruh keuntungan bisa digunakan untuk pengembangan bisnis.

5. Identitas Brand Sendiri
Usaha mandiri membangun brand dari nol, yang bisa menjadi aset jangka panjang. Jika berhasil, brand milikmu bisa berkembang menjadi franchise sendiri atau memiliki nilai jual tinggi.

6. Responsif terhadap Pasar Lokal
Karena tidak terikat standar pusat, usaha mandiri bisa lebih cepat beradaptasi dengan selera dan kebutuhan pasar lokal. Ini penting di daerah seperti Jawa Timur yang memiliki preferensi kuliner dan gaya belanja khas.

Tantangan Usaha Mandiri

Usaha mandiri menjadi pilihan menarik bagi banyak wirausahawan yang ingin membangun bisnis sesuai visi pribadi.
Namun, di balik kebebasan dan potensi jangka panjang, usaha mandiri juga memiliki tantangan yang tidak ringan.

Tanpa sistem siap pakai seperti franchise, pelaku usaha harus menghadapi berbagai aspek bisnis secara mandiri, dari perencanaan, operasional, hingga pemasaran.
Berikut tantangan usaha mandiri yang perlu diwaspadai:

Baca Juga:  10 Perusahaan di Indonesia yang  Berawal dari Usaha Rumahan

1. Membangun Brand dari Nol
Tidak ada nama besar yang mendukung. Kamu harus menciptakan identitas brand, membangun kepercayaan pelanggan, dan memperkenalkan produk ke pasar dari awal. Contoh: Butuh waktu dan biaya untuk membuat logo, desain kemasan, dan strategi branding yang konsisten.

2. Risiko Finansial Lebih Tinggi
Tanpa sistem bisnis teruji, usaha mandiri lebih rentan terhadap kegagalan. Modal bisa habis sebelum bisnis menghasilkan keuntungan jika tidak dikelola dengan cermat.

3. Tidak Ada Dukungan Operasional
Semua sistem, dari SOP, manajemen stok, hingga pelatihan karyawan—harus dibuat sendiri. Ini membutuhkan waktu, riset, dan uji coba yang berulang.

4. Pemasaran dan Promosi Ditanggung Sendiri
Berbeda dengan franchise yang memiliki promosi terpusat, usaha mandiri harus merancang dan membiayai kampanye pemasaran sendiri, baik online maupun offline.

5. Keterbatasan Jaringan dan Supplier
Tanpa dukungan pusat, kamu harus mencari supplier sendiri, menegosiasikan harga, dan membangun rantai pasok yang stabil.

6. Manajemen Waktu dan Tenaga yang Berat
Pemilik usaha mandiri sering merangkap banyak peran, manajer, kasir, pemasar, hingga pengawas produksi. Ini bisa menguras energi dan waktu, terutama di tahap awal.

7. Kurangnya Validasi Pasar
Produk atau layanan yang ditawarkan belum tentu sesuai dengan kebutuhan pasar. Tanpa riset yang kuat, kamu berisiko menjual sesuatu yang tidak diminati.

Membuka usaha secara franchise memberikan banyak keuntungan, terutama bagi pengusaha pemula yang ingin memulai bisnis dengan risiko lebih rendah dan dukungan sistem yang sudah terbukti.

Meski usaha mandiri menawarkan kebebasan kreatif, franchise memberikan jalan pintas menuju keberhasilan bisnis dengan brand kuat, sistem siap pakai, dan dukungan penuh dari pusat. Pilihan terbaik bergantung pada tujuan, modal, dan kesiapan mental pelaku usaha. (*)

TEMANISHA.COM