TOPMEDIA – Kewirausahaan menjadi kunci pemberdayaan masyarakat di tengah tantangan ekonomi global. Di Indonesia, peran ibu rumah tangga sebagai entrepreneur mikro kian menonjol.
Dengan memanfaatkan waktu luang dan akses teknologi, banyak ibu rumah tangga mengubah keterampilan domestik menjadi sumber pendapatan.
Fenomena ini tidak hanya menambah penghasilan keluarga, tetapi juga memperkuat kemandirian ekonomi perempuan.
Pertumbuhan Kewirausahaan Ibu Rumah Tangga
Data Kementerian Koperasi dan UKM per 2025 menunjukkan lebih dari 37 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan perempuan.
Sekitar 60 persen dari jumlah tersebut adalah ibu rumah tangga yang mengelola usaha skala rumahan. Sektor usaha yang populer antara lain:
– Usaha kuliner rumahan seperti katering, kue basah, dan frozen food
-Kerajinan tangan (rajutan, batik, anyaman)
– Reseller dan dropship produk fashion atau kebutuhan sehari-hari
– Jasa pendidikan informal seperti les privat dan kursus online
Berdasarkan survei Bank Indonesia di tahun 2024, mencatat 52 persen UMKM perempuan mengalami peningkatan omzet rata-rata 25–30 persen setelah memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk pemasaran.
Dampak terhadap Kesejahteraan Ekonomi
Kewirausahaan ibu rumah tangga berkontribusi positif pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat sekitar. Berdasarkan studi Lembaga Demografi Universitas Indonesia (2024):
– Rumah tangga dengan ibu berwirausaha memiliki rata-rata pendapatan 20–25 persen lebih tinggi
– Angka kemiskinan di komunitas yang menggiatkan kewirausahaan perempuan menurun hingga 15 persen
– Peluang kerja informal tercipta, termasuk bagi tetangga dan kerabat sebagai tenaga bantu produksi
Dengan tambahan pendapatan, ibu rumah tangga mampu berkontribusi pada biaya pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan tabungan rumah tangga.
Dukungan Program dan Tantangan
Pemerintah dan lembaga keuangan memfasilitasi ibu rumah tangga berwirausaha lewat program:
1. Mekaar (Permodalan Nasional Madani) memberikan pinjaman mikro hingga Rp10 juta tanpa agunan.
2. Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga ringan di bawah 7 persen per tahun.
3. Pelatihan digital marketing dan manajemen bisnis yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UMKM daerah.
4. Platform asistensi online untuk konsultasi produk, keuangan, dan perizinan.
Meski demikian, tantangan masih meliputi keterbatasan literasi digital, fluktuasi harga bahan baku, dan akses pasar yang belum merata di daerah terpencil.
Pembinaan berkelanjutan dan jaringan distribusi perlu diperkuat agar ibu rumah tangga dapat bersaing di pasar nasional.
Kewirausahaan ibu rumah tangga terbukti menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menurunkan angka kemiskinan.
Dengan dukungan program pembiayaan, pelatihan, dan akses digital, ibu rumah tangga dapat memaksimalkan potensi ekonomi dari rumah.
Ke depan, sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas lokal harus diperkuat untuk menjangkau lebih banyak perempuan di seluruh Indonesia, sehingga peran kewirausahaan mampu mendorong kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. (*)