TOPMEDIA — Pemerintah memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan segera diperkuat melalui skema impor hasil kolaborasi antara PT Pertamina dan badan usaha swasta.
Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas pasokan energi nasional menjelang akhir tahun, sekaligus mengantisipasi lonjakan kebutuhan di sektor transportasi dan industri.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pengiriman BBM impor akan mulai masuk ke Indonesia paling lambat tujuh hari ke depan.
Skema ini telah disepakati dalam rapat koordinasi antara pemerintah, Pertamina, dan pelaku usaha SPBU swasta di Jakarta, Jumat (19/9/2025).
“Insyaallah paling lambat tujuh hari barang sudah bisa masuk ke Indonesia. Hari ini sudah dibicarakan dan akan dilanjutkan dengan rapat teknis terkait stok,” ujar Bahlil.
Impor BBM dilakukan menggunakan skema base fuel, yaitu bahan bakar dengan kadar oktan murni tanpa campuran aditif. Nantinya, pencampuran dilakukan langsung di masing-masing tangki SPBU sesuai kebutuhan.
“Mereka setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina, syaratnya harus berbasis base fuel. Produk akan dicampur di SPBU masing-masing. Ini solusi yang sudah disetujui,” jelas Bahlil.
Untuk menjamin kualitas, pemerintah menerapkan mekanisme survei bersama (joint survey) sebelum pengiriman. Sementara itu, pembelian BBM dilakukan secara transparan agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Kementerian ESDM memastikan bahwa stok BBM nasional saat ini dalam kondisi aman untuk 18 hingga 21 hari ke depan.
Pertamina Patra Niaga juga masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter. Jumlah ini dinilai cukup untuk memenuhi tambahan kebutuhan SPBU swasta hingga akhir 2025.
Langkah pengaturan impor ini juga bertujuan untuk mengurangi tekanan terhadap neraca perdagangan dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Kolaborasi impor BBM antara Pertamina dan badan usaha swasta menjadi strategi penting pemerintah dalam menjaga pasokan energi nasional.
Dengan skema base fuel, pengawasan kualitas, dan transparansi harga, pemerintah berharap distribusi BBM tetap lancar dan stok dalam negeri terjaga.
Sisa kuota impor yang masih besar menjadi jaminan bahwa kebutuhan masyarakat dan sektor usaha akan tetap terpenuhi hingga akhir tahun. (*)