TOPMEDIA – Di era digital dan ekonomi kreatif, istilah “entrepreneur” dan “startup” semakin sering digunakan dalam berbagai diskusi bisnis. Meski keduanya berkaitan dengan dunia usaha, banyak orang masih keliru dalam memahami perbedaan mendasar antara entrepreneur dan startup.
Padahal, memahami perbedaan ini penting untuk menentukan strategi bisnis, model pendanaan, dan arah pertumbuhan usaha.
Disini akan diulas secara komprehensif perbedaan antara entrepreneur dan startup, mulai dari definisi, karakteristik, skala usaha, hingga tujuan jangka panjangnya, dilengkapi dengan data dan tren terbaru di Indonesia.
Paparan Data dan Informasi: Entrepreneur vs Startup
1. Definisi dan Fokus Usaha
Entrepreneur adalah individu yang memulai dan menjalankan usaha dengan tujuan menghasilkan keuntungan dan membangun bisnis berkelanjutan. Usaha yang dijalankan bisa berupa warung makan, toko pakaian, jasa laundry, atau bisnis lokal lainnya.
Startup adalah perusahaan rintisan berbasis inovasi dan teknologi yang bertujuan menciptakan solusi baru untuk masalah pasar. Startup biasanya beroperasi dalam kondisi ketidakpastian dan fokus pada pertumbuhan eksponensial.
Menurut data Startup Ranking 2025, Indonesia memiliki lebih dari 2.500 startup aktif, menjadikannya negara dengan ekosistem startup terbesar di Asia Tenggara.
Sementara itu, data Kementerian Koperasi dan UKM mencatat jumlah entrepreneur di Indonesia mencapai lebih dari 65 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
2. Skala dan Model Bisnis
Entrepreneur cenderung membangun bisnis dengan model tradisional dan pertumbuhan bertahap. Fokusnya adalah profitabilitas dan stabilitas.
Startup mengandalkan model bisnis yang scalable dan disruptif. Mereka sering mengandalkan teknologi digital, platform online, dan strategi ekspansi cepat.
Contoh: Seorang entrepreneur membuka kedai kopi lokal, sementara startup seperti Kopi Kenangan membangun jaringan ritel berbasis aplikasi dan data pelanggan.
3. Pendanaan dan Risiko
Entrepreneur biasanya menggunakan modal pribadi, pinjaman bank, atau dana keluarga. Risiko bisnis relatif lebih terukur.
Startup sering mengandalkan pendanaan dari investor, venture capital, atau angel investor. Risiko kegagalan tinggi, namun potensi return juga besar.
Data dari DSInnovate menunjukkan bahwa pendanaan startup Indonesia pada semester I 2025 mencapai USD 1,2 miliar, dengan sektor fintech dan healthtech sebagai penerima terbesar.
4. Tujuan Jangka Panjang
Entrepreneur fokus membangun bisnis yang stabil dan bisa diwariskan. Startup bertujuan mencapai valuasi tinggi dan sering kali mengejar exit strategy seperti akuisisi atau IPO.
Entrepreneur dan startup memiliki peran penting dalam ekosistem bisnis Indonesia, namun keduanya berbeda dalam pendekatan, skala, dan tujuan.
Entrepreneur lebih fokus pada keberlanjutan dan stabilitas usaha, sementara startup mengejar inovasi dan pertumbuhan cepat.
Memahami perbedaan ini penting bagi calon pelaku usaha, investor, dan pembuat kebijakan agar dapat memberikan dukungan yang tepat sesuai karakteristik masing-masing.
Dengan ekosistem digital yang terus berkembang, peluang untuk menjadi entrepreneur maupun membangun startup semakin terbuka lebar. Yang terpenting adalah memilih jalur yang sesuai dengan visi, kapasitas, dan tujuan bisnis jangka panjang. (*)