TOPMEDIA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menyehatkan justru memunculkan petaka di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sebanyak 569 siswa dari tingkat SD, SMP dan SMA di Garut dilaporkan mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan gratis dari program tersebut.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut menyebutkan, ratusan siswa itu berasal dari empat sekolah berbeda yakni SMP dan SMA di bawah satu yayasan, serta sebuah SD dan Madrasah Aliyah.
“Berdasarkan penelusuran, ada 569 orang yang mengalami gejala keracunan,” ujar Kadinkes Garut dr. Leli Yuliani, Jumat (19/9).
Mayoritas korban hanya mengalami gejala ringan dan dirawat di rumah masing-masing. Namun, 30 orang harus menjalani rawat inap di puskesmas. Dari jumlah itu, 11 sudah dipulangkan, sementara 19 siswa masih menjalani perawatan intensif.
Badan Gizi Nasional (BGN) selaku pelaksana program MBG langsung buka suara. Juru Bicara BGN, Redy Hendra, mengatakan pihaknya telah melakukan evaluasi internal dan tengah menunggu hasil uji laboratorium.
“Kami masih fokus pada penanganan insiden ini, dan menunggu hasil lab dari sampel serta spesimen. Secara internal kami sudah evaluasi menyeluruh, dan sejauh ini dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sudah menjalankan SOP dengan baik,” tegasnya.
Hingga kini, penyebab pasti keracunan masih ditelusuri. Hasil laboratorium akan menjadi dasar investigasi lebih lanjut.
Meski begitu, peristiwa ini memantik perhatian publik. Program MBG yang digadang-gadang mendukung pemenuhan gizi anak bangsa kini justru dipertanyakan keamanannya. (*)