KmTOPMEDIA – Di tengah pesatnya perkembangan industri perhotelan global, satu nama tetap berdiri kokoh sebagai simbol ketahanan tradisi dan warisan budaya, Hōshi Ryokan.
Terletak di Prefektur Ishikawa, Jepang, hotel ini diakui sebagai salah satu penginapan tertua di dunia yang masih beroperasi hingga hari ini.
Berdiri sejak tahun 718 Masehi, Hōshi Ryokan bukan hanya tempat bermalam, tetapi juga cerminan filosofi pelayanan Jepang yang mengutamakan ketenangan, kesederhanaan, dan kesinambungan lintas generasi.
Sejarah Panjang Sejak Abad ke-8
Hōshi Ryokan didirikan oleh Taichō Daishi, seorang biksu Buddha yang dipercaya menerima petunjuk spiritual untuk membangun penginapan di dekat sumber mata air panas Awazu Onsen.
Hotel ini telah dikelola oleh keluarga Hōshi selama lebih dari 46 generasi, menjadikannya salah satu bisnis keluarga tertua di dunia.
Selama berabad-abad, Hōshi Ryokan menjadi tempat persinggahan para peziarah, bangsawan, dan pelancong yang mencari ketenangan dan penyembuhan.
Arsitektur tradisional Jepang yang dipertahankan sejak zaman Heian hingga era modern menjadi daya tarik utama, sekaligus bukti komitmen terhadap pelestarian budaya.
Fasilitas yang Menjaga Tradisi
Meski berusia lebih dari 1.300 tahun, Hōshi Ryokan tetap relevan dengan menawarkan fasilitas yang memadukan tradisi dan kenyamanan:
– Kamar bergaya tatami: Dilengkapi futon, pintu geser shoji, dan dekorasi minimalis khas Jepang.
– Onsen alami: Kolam air panas dari sumber Awazu Onsen yang dipercaya memiliki khasiat penyembuhan.
– Kuliner kaiseki: Hidangan multi-lapis khas Jepang yang disajikan dengan estetika tinggi.
– Ruang meditasi dan taman zen: Untuk relaksasi dan refleksi spiritual.
– Pertunjukan budaya: Seperti upacara teh dan musik tradisional untuk tamu internasional.
Perkembangan dan Adaptasi Modern
Memasuki abad ke-21, Hōshi Ryokan melakukan sejumlah pembaruan tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya.
Sistem reservasi daring, layanan multibahasa, dan promosi melalui media sosial menjadi strategi baru untuk menjangkau wisatawan global.
Hotel ini juga aktif dalam program pelestarian lingkungan dan pendidikan budaya lokal, menjadikannya bukan sekadar tempat menginap, tetapi juga pusat pembelajaran sejarah dan spiritualitas Jepang.
“Kami tidak hanya menjaga bangunan, tetapi juga menjaga jiwa dari pelayanan yang diwariskan leluhur kami,” jelas Hiroshi Hōshi, generasi ke-46 pengelola hotel.
Hōshi Ryokan bukan sekadar hotel tertua di dunia, melainkan simbol ketahanan budaya, pelayanan lintas generasi, dan harmoni antara manusia dan alam.
Di tengah gempuran modernisasi, hotel ini membuktikan bahwa tradisi bukanlah penghalang kemajuan, melainkan fondasi yang memperkaya pengalaman.
Bagi wisatawan yang mencari lebih dari sekadar tempat bermalam, Hōshi Ryokan menawarkan perjalanan lintas waktu yang menyentuh jiwa. (*)