Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
ENTREPRENEURSHIP

10 Komoditas Unggulan Ekspor UMKM Indonesia: Potensi Lokal Menembus Pasar Global

7
×

10 Komoditas Unggulan Ekspor UMKM Indonesia: Potensi Lokal Menembus Pasar Global

Sebarkan artikel ini
Batik menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan yang diproduksi UMKM. (Foto: Istimewa)
toplegal

TOPMEDIA – Produk UMKM Indonesia semakin menunjukkan daya saing tinggi di pasar internasional. Di tengah tantangan ekonomi global, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) justru menjadi tulang punggung ekspor nonmigas nasional.

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perdagangan, sejumlah komoditas unggulan dari pelaku UMKM berhasil menembus pasar ekspor dengan nilai transaksi yang terus meningkat sepanjang tahun 2024 hingga awal 2025.

ROYALTI MUSIK

Disini mengulas 10 komoditas ekspor UMKM paling dominan, lengkap dengan nilai ekspor dan negara tujuan utama.
Informasi ini penting bagi pelaku usaha, eksportir pemula, dan pembuat kebijakan yang ingin memahami tren ekspor UMKM Indonesia secara strategis.

10 Komoditas Unggulan Ekspor UMKM Indonesia

Berikut adalah daftar komoditas ekspor UMKM yang mencatat performa terbaik secara nilai dan volume ekspor:

1. Minyak Atsiri & Produk Herbal – Nilai ekspornya mencapai USD 312,4 juta dengan negara tujuan utama Tiongkok, India, dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga:  Bali United Resmi Rilis Jersey Baru Musim 2025/2026, Tetap Angkat Identitas dan Tradisi Bali

2. Kopi Arabika & Robusta – Nilai ekspornya mencapai USD 1,13 miliar dengan negara tujuan utama Amerika Serikat, Jepang, dan Italia.

3. Tekstil & Batik Handmade – Nilai ekspornya mencapai USD 589 juta dengan negara tujuan utama Amerika Serikat, Jerman, dan Belanda.

4. Alas Kaki Handmade – Nilai ekspornya mencapai USD 475,2 juta dengan negara tujuan utama Belgia, Prancis, dan Korea Selatan.

5. Makanan Olahan Tradisional – Nilai ekspornya mencapai USD 228,7 juta dengan negara tujuan utama Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi.

6. Furnitur Rotan & Kayu – Nilai ekspornya mencapai USD 1,02 miliar dengan negara tujuan utama Amerika Serikat, Australia, dan Jerman.

7. Perhiasan Perak & Kerajinan – Nilai ekspornya mencapai USD 691,3 juta dengan negara tujuan utama Italia, Jepang, dan Inggris.

Baca Juga:  Seberapa Besar Peran Kewirausahaan dalam Membuka Lapangan Kerja?

8. Produk Perikanan Olahan – Nilai ekspornya mencapai USD 1,45 miliar dengan negara tujuan utama Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

9. Rempah-rempah (Jahe, Cengkeh) – Nilai ekspornya mencapai USD 385,6 juta dengan negara tujuan utama India, Pakistan, dan Mesir.

10. Kosmetik & Skincare Organik – Nilai ekspornya mencapai USD 1,02 miliar dengan negara tujuan utama Vietnam, Thailand, dan Filipina.

Produk perikanan olahan menjadi komoditas UMKM dengan nilai ekspor tertinggi, mencapai USD 1,45 miliar, didorong oleh permintaan tinggi dari Jepang dan Amerika Serikat.

Kosmetik dan skincare berbahan alami menunjukkan tren naik di pasar ASEAN, terutama karena preferensi terhadap produk halal dan ramah lingkungan.

Batik dan tekstil handmade masih menjadi ikon budaya yang diminati di Eropa, dengan pertumbuhan ekspor lebih dari 39% dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga:  Dorong Kinerja Ekspor, Pemerintah Optimalkan lewat Potensi Desa

Sementara furnitur rotan dan kayu dari Jepara dan Cirebon terus menembus pasar premium di Amerika dan Australia berkat desain berkelanjutan dan sertifikasi legalitas kayu.

Data ekspor tahun 2024–2025 menunjukkan bahwa produk UMKM Indonesia tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga menjadi tulang punggung ekspor nonmigas nasional. Komoditas seperti kopi, furnitur, dan produk herbal menunjukkan daya saing tinggi di pasar global.

Dukungan terhadap sertifikasi, digitalisasi, dan business matching lintas negara menjadi kunci untuk memperluas penetrasi pasar.

Dengan strategi yang tepat dan dukungan kebijakan yang berkelanjutan, UMKM Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam rantai pasok global berbasis produk lokal berkualitas.

Inilah saatnya pelaku UMKM memanfaatkan momentum ekspor untuk naik kelas dan memperluas jangkauan bisnis ke pasar internasional. (*)

TEMANISHA.COM