TOPMEDIA – Masalah pengangguran kerap menjadi barometer kesehatan perekonomian nasional. Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan dinamika jumlah pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia antara tahun 2024 dan 2025.
Mengamati perubahan ini penting untuk menilai efektivitas kebijakan pasar tenaga kerja dan peluang serapan kerja.
Pada Februari 2024, jumlah pengangguran di Indonesia tercatat mencapai 7,20 juta orang, setara dengan TPT sebesar 4,82 persen.
Sementara pada Februari 2025, jumlah pengangguran naik menjadi 7,28 juta orang, tetapi TPT sedikit menurun menjadi 4,76 persen, turun 0,06 poin dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Perubahan ini dipicu oleh bertambahnya angkatan kerja yang mencapai 153,05 juta orang pada awal 2025, naik 3,67 juta orang dari tahun sebelumnya.
Pengangguran memang masih menjadi problem kesejahteraan yang perlu diselesaikan. Untuk itu, Presiden Prabowo Subianto menyiapkan lima kebijakan andalan untuk mempercepat penciptaan lapangan kerja. Program tersebut di antaranya Koperasi Desa Merah Putih hingga perkebunan rakyat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan program yang paling pertama akan menciptakan lapangan kerja adalah Koperasi Merah Putih di setiap desa atau kelurahan.
Dari rencana 80 ribu unit koperasi yang dibuat, akan menciptakan lapangan kerja sampai 681 ribu orang, namun target besarnya bisa mencapai 1 juta lapangan kerja.
“Pertama itu tentu Koperasi Desa Merah Putih. Itu ada 80 ribu (unit), karyawan baru diperkirakan bisa menyerap 681 ribu dan targetnya sampai 1 juta orang di bulan Desember,” terang Airlangga, Senin (15/9/2025).
Kebijakan Kedua, program Kampung Nelayan Merah Putih, dimana di tahun ini ditargetkan ada 100 desa yang menjadi kampung nelayan dengan serapan hingga 8.645 tenaga kerja.
“Jangka panjang ini akan menjadi 4.000 titik bisa menciptakan 200 ribu lapangan kerja,” lanjut Airlangga.
Untuk kebijakan ketiga yakni program revitalisasi tambak di Pantura. Pemerintah mau merevitalisasi tambak 20.000 hektare (ha) dengan total serapan 168.000 tenaga kerja.
Selanjutnya program modernisasi 1.000 kapal nelayan mulai dari kapal 30 GT, 150 GT, 200 GT, 300 GT, 600 GT, dan 2.000 GT dapat menciptakan lapangan kerja sebanyak 200 ribu orang.
Yang terakhir yakni program perkebunan rakyat, penanaman kembali 870 ribu ha lahan garapan pertanian oleh Kementerian Pertanian.
“Program ini diharapkan bisa membuka lapangan kerja lebih dari 1,6 juta dengan komoditas prioritas antara lain, tebu, kakao, kelapa, kopi, mete, dan pala,” jelasnya.
Kebijakan peningkatan keterampilan dan perluasan lapangan kerja di sektor produktif akan krusial untuk menurunkan angka pengangguran lebih lanjut. (*)