TOPMEDIA – Aktris ternama Indonesia, Dian Sastrowardoyo, kembali mencuri perhatian publik, kali ini di kancah internasional. Saat menghadiri pemutaran perdana film terbarunya, THE FOX KING, di Toronto International Film Festival (TIFF) 2025, Dian Sastro tidak hanya tampil elegan, tetapi juga membawa pesan tersembunyi melalui aksesori yang ia kenakan.
Di balik gaun megah dan penampilannya yang memukau, sebuah detail kecil menjadi sorotan: sebuah pin Jolly Roger yang merupakan simbol ikonik dari serial anime dan manga populer, One Piece.
Bagi penggemar, lambang ini bukan sekadar gambar tengkorak dengan topi jerami. Simbol Jolly Roger dalam One Piece memiliki makna yang jauh lebih dalam. Ia melambangkan kebebasan, perlawanan terhadap penindasan, dan keberanian untuk menempuh jalan yang berbeda dari arus utama. Para bajak laut yang mengenakan lambang ini berjuang untuk impian mereka, melawan sistem yang korup, dan hidup sesuai dengan prinsip mereka sendiri.
Pilihan Dian Sastro untuk memakai pin ini di ajang sekelas TIFF 2025 memunculkan banyak spekulasi. Apakah ini hanya bentuk kecintaannya pada serial tersebut, atau ada pesan personal yang ingin ia sampaikan? Mengingat filmnya, THE FOX KING, kemungkinan besar juga mengangkat isu-isu perlawanan atau pencarian jati diri, pilihan aksesori ini terasa sangat relevan dan penuh makna.
Tentang Film THE FOX KING
THE FOX KING merupakan film yang disutradarai oleh sutradara kenamaan dan dikabarkan akan segera dirilis di bioskop-bioskop utama. Film ini bergenre drama fantasi yang mengangkat kisah seputar seorang tokoh utama yang harus berjuang melawan sistem otoriter yang mengendalikan masyarakatnya.
Dian Sastro memerankan karakter sentral yang dikenal sebagai sosok berani dan vokal, yang memimpin perlawanan untuk mengembalikan kebebasan dan kebenaran. Latar belakang film ini adalah dunia distopia di mana keadilan menjadi barang langka dan kebebasan berekspresi dibatasi.
Gestur kecil Dian Sastro dengan mengenakan pin Jolly Roger di festival film bergengsi ini seolah menjadi pesan subliminal yang selaras dengan tema filmnya. Ia menunjukkan bahwa perjuangan untuk kebebasan tidak hanya ada di layar lebar, tetapi juga menjadi bagian dari keyakinan pribadinya. Pilihan ini membuktikan bahwa seorang seniman bisa menjadi jembatan yang kuat antara seni dan pesan sosial. (*)