Scroll untuk baca artikel
Bonek Bule
TOP SAGU
TOP SAGU
TOP MEDIA
TOP NEWS

Surplus Beras Tahun Ini Diproyeksi Capai 3,5 Juta Ton, Siap Wujudkan Swasembada Pangan

91
×

Surplus Beras Tahun Ini Diproyeksi Capai 3,5 Juta Ton, Siap Wujudkan Swasembada Pangan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi petani padi. (Foto: Kominfo Pemprov Jatim)
toplegal

TOPMEDIA – Produksi beras nasional hingga akhir tahun 2025 diperkirakan mencapai 33 hingga 34 juta ton, sehingga diproyeksi surplus 3,5 juta ton.

Dengan produksi tersebut sehingga kebutuhan dalam negeri tercukupi tanpa perlu melakukan impor beras dari negara lain hingga akhir tahun.

HALAL BERKAH

Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) memprediksikan swasembada untuk komoditas beras bisa tercapai pada tahun ini, sehingga mendukung ketahanan pangan nasional.

“Kalau kita bilang swasembada untuk komoditas beras, sudah bisa tahun ini dicapai,” kata Deputi Bidang Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kemenko Pangan Nani Hendiarti di Jakarta, dikutip Kamis (11/9/2025).

Menurutnya, tercapainya swasembada pangan terlihat dari produksi beras. Salah satunya berkat program ekstensifikasi lahan dan kebijakan percepatan pembangunan kawasan pangan.

Baca Juga:  Surabaya Gencarkan Kampanye Stop Perkawinan Anak dan Kekerasan Anak di CFD Taman Bungkul

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan, dengan proyeksi produksi besar tersebut, hingga akhir tahun Indonesia tidak akan impor beras.

“Kita, berdasarkan hitungan sementara ini, produksi beras (hingga akhir tahun 2025) sekitar 33 atau 34 juta ton ya hasil produksi kita, surplus tiga koma sekian juta ton. Sesuai dengan prediksinya,” ujarnya.

Sudaryono menegaskan, Kementerian Pertanian hanya menghitung luas tanam, sementara jumlah panen menjadi kewenangan Badan Pusat Statistik (BPS) yang secara rutin melakukan evaluasi nasional.

Menurutnya, jika semakin banyak lahan ditanami padi, maka potensi hasil panen akan meningkat, sehingga tren produksi nasional diperkirakan lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya yang mengalami fluktuasi produksi.

Baca Juga:  Industri TPT Nasional Tumbuh 5,39%, Masuk 5 Besar Produsen Tekstil Paling Efisien di Dunia

Ia menambahkan, berbagai faktor mendorong peningkatan produksi, mulai dari penggunaan alat mesin pertanian modern, distribusi pupuk yang lancar, pompanisasi yang optimal, hingga kondisi cuaca yang relatif mendukung kegiatan budidaya petani.

Menurutnya, kebijakan Kementerian Pertanian juga berperan besar, termasuk pendampingan intensif melalui penyuluh pertanian, yang memperkuat semangat petani untuk menanam lebih luas dan meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan.

Pemerintah juga mendorong pemanfaatan lahan tidur sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas produksi nasional, sehingga ketersediaan pangan dapat terpenuhi tanpa bergantung pada impor.

Selain meningkatkan produksi, pemerintah juga menaruh perhatian serius pada dampak perubahan iklim, dengan memastikan ketahanan pangan tetap terjaga meski menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.

Baca Juga:  Keluarga Pasien yang Paksa Dokter Buka Masker Sebut Emosi Pasien Jalur Umum Bukan BPJS

Kebijakan swasembada pangan ini ditekankan sebagai bagian penting dari pembangunan ekonomi kerakyatan, di mana pangan ditempatkan sebagai pusat penggerak kesejahteraan masyarakat.

Swasembada bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga untuk mendukung negara-negara lain melalui bantuan internasional, meski kapasitas saat ini masih terbatas. (*)

TEMANISHA.COM