SETELAH berminggu-minggu hidup dalam keretakan, akhirnya kami sepakat mengadakan rapat keluarga besar. Semua anak hadir, begitu juga Mama dan Papa.
Suasana di ruang rapat kantor pusat terasa berat, seolah tembok-tembok yang berdiri kokoh pun tahu betapa rapuhnya keluarga Brajantara saat itu.
Bram membuka rapat dengan suara lantang, “Papa, kami sudah sepakat. Untuk menyelamatkan perusahaan, harus ada perubahan besar. Kita tidak bisa lagi membiarkan masalah pribadi menggerogoti bisnis ini.”
Papa menatapnya, wajahnya tampak letih. “Kalian mau singkirkan Papa dari perusahaan yang Papa bangun dengan tangan sendiri?”
Bruno menimpali dengan nada getir, “Bukan kami yang menyingkirkan, Pa. Papa sendiri yang membuat kepercayaan ini runtuh. Perusahaan tidak boleh mati hanya karena kesalahan pribadi Papa.”
Mama yang sejak tadi diam akhirnya angkat bicara. Suaranya lembut, tapi penuh wibawa.
“Papa, saya tidak pernah menyesali perjalanan kita. Tapi demi anak-anak, demi perusahaan ini, sudah waktunya Papa mundur. Biarkan mereka yang meneruskan.”
Keheningan panjang menyelimuti ruangan. Papa akhirnya menunduk, matanya berkaca-kaca. Ia menghela napas panjang, lalu berkata lirih, “Kalau itu yang terbaik… Papa akan mundur dari jabatan Direktur Utama.”
Keputusan itu seperti pedang yang memotong simpul rumit di antara kami. Berat, penuh air mata, tapi juga menjadi titik balik.
Untuk pertama kalinya, kendali penuh atas Brajantara Construction resmi beralih ke generasi baru.
Malamnya, kami kembali berkumpul di rumah. Meskipun suasana masih diliputi luka, aku bisa merasakan ada sedikit harapan.
Mama menatap kami sambil berkata, “Perusahaan ini tidak boleh lagi hanya bertumpu pada satu orang. Jadikanlah pengalaman ini pelajaran bahwa bisnis keluarga harus dikelola dengan profesional, dengan aturan hukum yang jelas, agar tidak mudah goyah oleh masalah pribadi.”
Aku, Brina, menatap saudara-saudaraku. Untuk pertama kali dalam waktu lama, kami merasa satu suara.
Kami tahu, badai belum benar-benar usai. Tapi hari itu, kami mengambil keputusan besar yang akan mengubah arah keluarga selamanya.
(Bersambung)